Menu

Simak! Promil Auto Moncer, Ini Waktu yang Tepat Seorang Pria Produksi Kualitas Sperma yang Baik!

24 November 2022 14:50 WIB

Illustrasi Cairan Sperma (Sumber/Shutterstock)

HerStory, Jakarta —

Seiring bertambahnya usia, ternyata produksi sperma pria bisa menurun setiap harinya dan kualitasnya pun demikian.

Dalam sudut pandang biologis, waktu yang tepat bagi seorang pria berencana memiliki keturunan adalah dari akhir usia 20-an hingga awal 30-an.

Hal ini dikemukakan oleh Profesor Suks Minhas seperti dilansir Express melalui sindikasi konten Suara.com. Ia menyebut kapan waktu tepat dan terlambat untuk pria memiliki keturunan.

Meskipun banyak pula pria yang tetap bisa memiliki keturunan dan menjadi ayah di setelah usia 50 tahun, namun usia pria bisa mempengaruhi peluang pasangan untuk hamil.

Seorang wanita dengan pasangan pria yang berusia di atas 40 tahun memiliki peluang hamil yang lebih rendah.

Profesor Minhas mencontohkan seorang pria usia 45 tahun, yang 12,5 kali lebih mungkin membutuhkan waktu lebih dari dua tahun untuk bisa menghamili pasangan.

Dokter menyarankan pasangan yang belum berhasil hamil dalam waktu setahun bisa memeriksakan kesuburannya.

"Dokter mungkin akan membantu analisis air mani. Di sinilah sampel air mani dianalisis untuk memeriksa kualitas dan kuantitas sperma," kata Profesor Minhas dikutip dari Express.

Setelah ini, kamu mungkin dirujuk ke spesialis pria dengan tes kesuburan tambahan. Tes kesuburan tambahan ini termasuk USG skrotum, tes hormon dan tes fungsi sperma khusus.

Tingkat kesuburan pria biasanya menurun sejak usia 40 tahun. Tapi, belum ada penelitian yang berkembang mengenai efek penuaan pada kesuburan pria.

"Penelitian telah menunjukkan bahwa volume dan kualitas air mani cenderung menurun seiring bertambahnya usia pria, terutama dari usia 40 tahun ke atas," kata Profesor Minhas.

Pria biasanya tak pernah berhenti memproduksi sperma. Namun, bukan berarti pria tak memiliki masa subur atau jam biologi seperti wanita.

Penelitian telah menunjukkan bahwa pria usia lanjut lebih mungkin untuk memiliki anak dengan gangguan perkembangan saraf.

"Semakin tua seorang pria, semakin tinggi kemungkinan DNA spermanya rusak yang menyebabkan mutasi genetik dan cacat lahir pada anak," jelasnya.

Selain usia, ada banyak faktor gaya hidup yang dapat merusak kualitas sperma. Contohnya, pola makan yang buruk, merokok dan merokok vape, minum alkohol, menggunakan narkoba, dan obesitas.

"Merokok baik rokok maupun vape telah dikaitkan dengan penurunan kualitas sperma, tetapi juga jumlah dan motilitasnya," kata Profesor Minhas.

Artikel Pilihan