Menu

Doyan Lakukan Seks saat Tidur, Waspada Terkena Sexsomnia Moms! Apa Sih Itu?

02 Desember 2022 16:25 WIB

Ilustrasi Posisi Seks Cowgirl (Sumber/Shutterstock)

HerStory, Jakarta —

Moms kamu pernah gak sih mendengar soal sexsomnia? Mungkin beberapa orang sudah sangat familiar dengan kata ini namun mungkin beberapa lainnya malah baru tahu adanya istilah seperti ini.

Istilah sexsomnia dengan insomnia hampir sama, sama-sama gangguan tidur. Namun Sexsomnia adalah gangguan tidur yang membuat penderitanya berhubungan seks.

Penderita akan merasa dirinya sedang melakukan seks disaat dirinya sedang tertidur pulas.

Jika kamu mengalami gangguan ini,jangan dianggap sepele ya!

Gejala sexsomnia

Sexsomnia merupakan ganggun tidur yang hampir sama dengan sleepwalking (tidur sambil berjalan), ganggunan ini juga termasuk dalam parasomnia.

Parasomnia terjadi karena otak anda sedang “terjebak” di antara fase-fase tidur. Menurut medis sexsomnia sangat langka terjadi.

Para pengidap sexsomnia akan melakukan gerakan menyentuh diri (orgasme). Tak hanya menyentuh diri sendiri, para pengidap juga bisa mencari wilayah intim seseorang tanpa ia sadari.

Dilansir dari sehatq.com melalui sindikasi konten Suara.com berikut gejala yang akan diperlihatkan penderita sexsomnia antara lain :

  • Mendesah
  • Napas berat dan detak jantung cepat
  • Mastrubasi
  • Berkeringat
  • Meakukan gerapan foreplay dengan orang yang tidur dengan penderita
  • Berhubungan seksual dengan keadaan tak sadar
  • Orgasme spontan
  • Tatapan kosong saat sedang berhubungan seksual
  • Tak responsif terhadap berbagai saat sexsomnia sedang terjadi
  • Sulit untuk bangun dan membuka mata ketika sexsomnia berlangsung
  • Berjalan sambil tidur

Saat terbangun, para penderita sexsomnia tak akan mengingat apa yang sudah ia lakukan saat tertidur. Tak heran bahwa penderita akan menyangkal semua yang dituduhkan pada dirinya.

Hal ini akan biasa saja jika yang menemani penderita adalah suami atau istrinya.

Penyebab sexsomnia

Kondisi gangguan ini biasanya terjadi saat penderita memasuki fase tertidur paling dalam atau non-rapid eye movement (NREM).

Meski penyebab utamanya masih belum diketahui, namun para peneliti menganggap bahwa haya hidup, kondisi medis, pekerjaan, hingga pengobatan tertentu bisa menyebabkan gejala ini menyerang.

Hal ini diduga menjadi pemicu datangnya sexsomnia:

  • Kurang tidur
  • Rasa letih yang luar biasa
  • Pengonsumsian alkohol berlebihan
  • Penggunaan obat-obatan terlarang atau narkoba
  • Gangguan cemas
  • Stres
  • Kondisi tidur yang kurang baik (berisik, cahaya terlalu terang, atau kepanasan)
  • Pekerjaan yang memiliki jam kerja shift
  • Bepergian (traveling)
  • Tidur bersama seseorang (baik itu pasangan atau orang lain)

Selain itu, ada juga kondisi medis atau penyakit, yang dianggap bisa menyebabkan sexsomnia pada seseorang. Apa saja?

  • Sleep apnea obstruktif (OSA)
  • Sindrom kaki gelisah
  • Penyakit refluks gastroesofagus (GERD)
  • Sindrom Irritable bowel (IBS)
  • Gangguan tidur parasomnia lainnya, seperti berjalan atau berbicara saat tidur
  • Penyakit Crohn (radang saluran pencernaan)
  • Radang usus besar (colitis)
  • Sakit kepala migrain
  • Epilepsi
  • Trauma kepala
  • Trauma seksual masa kecil
  • Penyakit Parkinson (gangguan sistem saraf yang memengaruhi gerakan)

Jika kamu merasakan gejala-gejala diatas, maka kamu harus menemui dokter untuk mendapatkan pertolongan medis.

Cara mengobati sexsomnia

Pengobatan yang dilakukan oleh penderita memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Maka kamu jika menderita gangguan tersebut, maka jangan berputus asa.

Dokter akan terus membantu kamu dan mencari penyebab sehingga mendapatkan cara agar menyembuhkan sexsomnia pada diri kamu.

Berikut cara untuk mengobati sexsomnia:

Menangani gangguan tidur

Jika sexsomnia terjadi karena gangguan tidur lainnya, seperti sleep apnea (sesak napas saat tidur), maka dokter akan mengobati gangguan tidur itu. Biasanya, sleep apnea akan ditangani dengan mesin continuous positive airway pressure (CPAP).

Perubahan metode pengobatan

Jika pengobatan itu menyebabkan sexsomnia, maka kamu harus mengganti pengobatan tersebut.

Hal ini tentu saja harus mendapatkan pengawasan dokter, untuk mendapatkan obat yang cocok dengan konsidi kesehatan pribadi kamu.

Menangani gangguan mental

Berkonsultasi dengan psikolog guna mengobati depresi, gangguan cemas, hingga stres yang bisa menyebabkan sexsomnia.

Hal ini dianggap menjadi salah satu opsi terbaik, agar gangguan kamu tak muncul kembali.

Disarankan saat kamu belum berhasil diobati, maka kamu harus pisah ranjang terlebih dahulu dengan pasangan dan tidur dengan kamar yang terkunci.

Konsumsi alkohol serta obat-obatan terlarang harus dihindari dan dihentikan guna mengindari diri dari sexsomnia.

Artikel Pilihan