Menu

Jangan Dianggap Enteng! Ternyata Stres Bisa Picu 3 Penyakit Kronis Ini Lho Moms, Terakhir Bisa Merenggut Nyawa, Mau?

05 Desember 2022 16:00 WIB

Ilustrasi wanita sedang stres. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Jakarta —

Apakah kamu sering merasa stres Moms? Biasanya, kita sendiri tidak sadar jika sedang mengalami stres. Biasanya, stres timbul karena adanya tekanan dan dorongan yang berlebihan dari segala sisi, termasuk urusan pekerjaan hingga percintaan.

Kondisi stres harus segera diatasi untuk menyeimbangkan pikiran dan membuatnya relaks. Sebaliknya, jika tidak maka stres akan terus melanda serta dapat memicu sejumlah penyakit kronis.

Dilansir dari Healthy Guide, di bawah ini terdapat 3 penyakit yang mengintai akibat stres berlebihan, apa saja?

1. Sistem kekebalan tubuh

Untuk situasi yang mendesak, depresi atau stres dapat merangsang sistem kekebalan tubuh, membantu kita menghindari infeksi dan mempercepat proses penyembuhan. Namun, stres kronis akan melemahkan sistem kekebalan dan membuat pasien lebih rentan terhadap infeksi virus.

Selain itu, stres juga bisa memperlambat pemulihan dari penyakit atau cedera.

2. Mempengaruhi ingatan

Tingkat hormon stres kortisol yang tinggi dapat berdampak negatif pada kemampuan otak untuk menciptakan kenangan baru. Selain itu, hormon stres juga mempengaruhi neurotransmitter yang digunakan sel otak untuk berkomunikasi satu sama lain, sehingga sulit untuk mengambil ingatan atau berpikir jernih.

Untuk membatasi stres dalam kehidupan sehari-hari, kita harus mencoba meditasi.

3.  Risiko stroke dan serangan jantung

Hormon stres secara negatif mempengaruhi sistem pernapasan dan kardiovaskular. Ketika merasa tertekan, kita dapat bernapas lebih cepat untuk mentransfer oksigen ke tubuh dengan cepat.

Bagi orang dengan masalah pernapasan seperti emfisema atau asma, stres dapat membuat mereka lebih sulit untuk bernafas. 

Selain itu, hormon stres juga membuat jantung kita memompa lebih cepat untuk mengalihkan lebih banyak oksigen ke jaringan dan otot. Karena itu, stres kronis dapat membuat jantung bekerja terlalu keras, meningkatkan risiko stroke atau serangan jantung.

Artikel Pilihan