Menu

Gak Cuma Dialami Pria, Waspadai 5 Jenis Disfungsi Seksual pada Wanita Ini Moms, Please Jangan Disepelekan!

09 Desember 2022 11:05 WIB

Ilustrasi pasangan yang memiliki orientasi seks. (Pixabay/Edited By HerStory)

HerStory, Bogor —

Moms, saat berhubungan intim dengan pasangan, terkadang wanita mungkin mengindahkan rasa sakit demi kesenangan. Seharusnya sih gak demikian. 

Meskipun ketidaknyamanan selama seks penetratif dapat terjadi karena kurangnya pelumasan, jika terlalu sakit, bisa jadi ada masalah yang lebih besar. Misalnya, disfungsi seksual.

Disfungsi seksual adalah ketika seseorang mengalami masalah berulang-ulang dengan respons seksual, hasrat, orgasme, atau rasa sakit yang mengganggu dan berdampak negatif pada hubunganmu dengan pasangan, Moms, kata Mayo Clinic.

Jika kamu telah mengalami rasa sakit saat berhubungan seksual, kamu sebaiknya mengunjungi dokter karena bisa jadi kamu mengidap salah satu disfungsi seksual berikut, Moms!

1. Vaginismus

Vaginismus terjadi ketika otot-otot vagina menegang dengan sendirinya karena takut penetrasi. Ini bisa melibatkan ketegangan pada vagina dan kejang otot yang tak disengaja pada wanita yang menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa sakit.

Penetrasi bisa karena penis, jari, tampon atau alat medis. Terlepas dari itu, rasa sakit tak dapat dihindari ketika berhubungan dengan vaginismus.

2. Anorgasmia

Anorgasmia adalah jenis disfungsi seksual di mana seseorang mengalami orgasme yang tertunda, jarang atau tak ada meskipun gairah seksual dan rangsangan seksual yang memadai, jelas Mayo Clinic. 

Kebanyakan wanita yang mengalami kesulitan mengalami orgasme atau mengalami masalah yang sama sering didiagnosis menderita anorgasmia.

3. Gangguan hasrat seksual hipoaktif (HSDD)

Gangguan hasrat seksual hipoaktif wanita (HSDD) adalah ketika seseorang kehilangan keinginan untuk berhubungan seks dalam waktu yang lama. Ini bisa berarti bahwa orang tersebut tak memiliki dorongan seks atau libido yang sangat rendah.

Masalah medis seperti kanker, diabetes, masalah jantung, multiple sclerosis, atau masalah kandung kemih dapat menyebabkan HSDD. Selain itu, kondisi psikologis seperti kecemasan, depresi, stres, trauma juga dapat menyebabkan disfungsi seksual.

4. Gangguan gairah genital persisten (PGAD)

Wanita yang menderita gangguan gairah genital persisten (PGAD) mengalami gairah genital spontan, yang tak berhenti bahkan setelah orgasme dan dipicu oleh rangsangan seksual atau nonseksual, yang menimbulkan stres.

Meski jarang, menurut sebuah studi kasus, seorang wanita berusia 40 tahun mengalami orgasme seperti itu selama sekitar satu bulan.

5. Dispareunia

Hubungan seksual yang menyakitkan secara ilmiah disebut dispareunia. Menurut Mayo Clinic, itu adalah nyeri genital yang terus-menerus atau berulang yang terjadi sebelum, selama, atau setelah berhubungan seks. 

Gejalanya meliputi nyeri hanya saat penetrasi, termasuk saat memasukkan tampon, nyeri dalam saat menusuk, nyeri terbakar dan nyeri berdenyut, berlangsung lama.

Semoga informasinya bermanfaat, ya Moms!