Sedang makan (Unsplash/Pablo Merchán Montes)
Diet vegetarian bisa digolongkan menjadi beberapa tipe, yaitu:
Lacto-ovo-vegetarian, yaitu pola makan yang gak mengonsumsi daging merah, daging unggas, dan ikan, tetapi mengonsumsi telur, susu dan produk olahannya, termasuk keju dan yoghurt
Lacto-vegetarian, yakni pola makan yang gak mengonsumsi daging merah, daging unggas, ikan, dan telur, tetapi mengonsumsi susu dan produk turunannya
Ovo-vegetarian, yaitu pola makan yang gak mengonsumsi semua makanan yang berasal dari hewan beserta produk turunannya, tetapi membuat pengecualian untuk telur
Penyakit kardiovaskular, termasuk stroke dan tekanan darah tinggi (hipertensi)
Diabetes
Kanker, misalnya kanker usus besar dan kanker lambung
Divertikulitis
Diet berbasis tumbuhan atau vegetarian juga diketahui baik untuk menurunkan berat badan dan menjaga berat badan tetap ideal sehingga dapat mencegah obesitas. Pola makan vegan dan vegetarian juga baik untuk mencegah kolesterol tinggi.
Pola makan vegetarian juga berisiko menimbulkan masalah kesehatan, misalnya anemia dan kekurangan protein. Hal ini terjadi karena mereka gak mengonsumsi sumber makanan hewani yang kaya protein.
Makanan yang berasal dari hewani, seperti daging dan ikan, merupakan salah satu sumber protein dan zat besi yang penting untuk mencegah anemia dan defisiensi protein. Jika kamu berencana untuk menjadi vegan atau vegetarian, pastikan kebutuhan nutrisi harian tetap terpenuhi, terutama protein, zat besi, zinc, yodium, kalsium, vitamin D, dan vitamin B12, ya.
Oleh karena itu, sebaiknya pastikan dulu bagaimana kondisi tubuh apakah bisa melakukan diet ini atau engga, ya. Lakukan konsultasi dengan ahli gizi untuk mengetahui secara pasti kebutuhan gizi kamu, ya.