Menu

Berdayakan Pengrajin di Desa, Brand Fesyen SukkhaCitta Lestarikan Alam Lewat Pilihan Materi yang Ramah Lingkungan

04 Februari 2023 09:15 WIB

Alunan Silk Square Scarf dari Sukkha Citta. (Press Release/SukkhaCitta)

HerStory, Jakarta —

Saat ini, tren hidup berkelanjutan sedang berkembang cukup pesat di dunia, termasuk di Indonesia. Faktanya, 82% konsumen lebih mementingkan untuk menerapkan tren hidup berkelanjutan dibandingkan sebelum pandemi COVID-19.

Sebagai salah satu pelopor perusahaan sosial yang menggunakan mode untuk menciptakan perubahan signi?kan di desa-desa yang tersebar di seluruh Indonesia, SukkhaCitta secara konsisten berupaya menciptakan dampak positif kepada manusia dan bumi. 

Salah satu upaya nyatanya adalah melalui perolehan serti?kasi B Corp dari organisasi nirlaba B Lab serta Ethically Handcrafted dari organisasi nirlaba NEST pada tahun 2022 lalu.

Nilai-nilai SukkhaCitta dalam melestarikan alam dan tradisi melalui pilihan materi yang ramah lingkungan dan dibuat menggunakan tangan dengan memerhatikan standar yang layak bagi pengrajin serta lingkungan atau ethically handcrafted

Standar inilah yang membawa SukkhaCitta untuk mendapatkan serti?kasi Ethically Handcrafted dari lembaga non-pro?t bernama NEST di akhir tahun 2022.

Perolehan serti?kasi ini merupakan bentuk komitmen SukkhaCitta untuk mempertahankan tanggung jawab dan standar kerja yang baik demi keberlanjutan sosial, lingkungan, dan tradisi melalui peningkatan taraf kehidupan para Ibu pengrajin dan petani di desa-desa Indonesia.

“Sejak SukkhaCitta didirikan, kami ingin menunjukkan bahwa praktik pada industri fesyen yang berbeda itu sangat memungkinkan, perubahan yang menciptakan peluang bagi perempuan pengrajin dan petani di tempat mereka berada sambil merawat alam di saat yang bersamaan," kata Denica Riadini-Flesch, Founder dan CEO SukkhaCitta dalam keterangan resminya yang dikutip HerStory, Sabtu (4/2/2023).

Setelah 7 tahun berjalan secara daring, SukkhaCitta juga resmi menghadirkan toko pertamanya di pusat perbelanjaan ASHTA, yang berada di bilangan Jakarta Selatan. 

"Harapannya, retail store ini bisa menjembatani langsung antara konsumen dengan perempuan pengrajin serta petani di desa untuk meningkatkan taraf kehidupannya," ungkap Denica.

Mengusung konsep Farm-to-Closet, SukkhaCitta berguru kepada para Ibu-Ibu di desa untuk menciptakan pakaian menggunakan material dan proses alami, salah satunya dengan menggunakan pewarna alami yang berasal dari tanaman dan limbah pertanian. 

Selain itu, SukkhaCitta juga menanam kapas sendiri dengan menggunakan metode tumpang sari, sebuah metode dengan kearifan lokal yang alami agar terhindar dari hama tanpa menggunakan pestisida. Kapas yang menghasilkan kain, kemudian dijadikan pakaian untuk dikenakan dan 100at ditelusuri asalnya.

"Dari hasil penjualan SukkhaCitta, 56% dikembalikan langsung ke para pengrajin dan petani di desa-desa," tutup Denica.

Artikel Pilihan