Menu

Please Jangan Abai... Pola Asuh Toxic Parents Seperti Ini Harus Segera Dihindari Moms, Efeknya Fatal Banget Buat Anak, Cek di Sini!

15 Februari 2023 06:45 WIB

ilustrasi toxic parent (pinterest/edited by herstory)

HerStory, Jakarta —

Moms, kebanyakan orang tua mungkin belum sadar dengan penerapan pola asuh yang tepat pada anak-anak. Tak sedikit orang tua tak memahami dampak buruk toxic parenting bagi tumbuh kembang si kecil. 

Padahal, anak tumbuh dengan perilaku dan sikap yang dididik orangtuanya. Oleh sebab itu, Moms perlu mengenali dan memahami toxic parenting

Menurut Psikolog Pusat Kesehatan Perilaku Dewasa, Chivonna Childs, orang tua yang mengutamakan kebutuhan mereka di atas anak-anak merupakan toxic parenting

“Mereka cenderung egois daripada berpusat pada anak. Itu adalah tanda-tanda orang tua toxic,” tutur Chivonna,  sebagaimana dikutip HerStory dari Health Clevel and Clinic, Selasa (14/2/2023)

Dalam hal ini, Moms tentu perlu segera mengenali apakah sikap dalam mendidik anak sudah tepat atau belum. Selain perilaku egois, parenting yang toxic biasanya berupa tindakan-tindakan bersifat kekerasan, baik secara fisik maupun verbal. 

Ciri-ciri Toxic Parenting 

Kekerasan verbal, seperti berteriak, menjerit, memanggil nama, dan menyalahkan adalah contohnya. Sementara kekerasan fisik biasanya memukul atau menyubit anak. 

Selain itu, parenting yang toxic juga berupa kekerasan secara emosional. Contohnya, adalah silent treatment atau bersikap diam selama berjam-jam saat anak melakukan salah.

Chivonna mengungkapkan, harusnya orang tua tak selalu bersikap manipulatif atau selalu merasa benar menghadapi anak. 

"Kita semua memiliki pengalaman mengalami rasa bersalah kepada orangtua kita. Namun, jenis perilaku orang tua yang ingin selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan tidak baik. Mengajarkan anak minta maaf bukan dengan cara menyuruhnya, melainkan menyontohkannya,” tutur Chivonna. 

Dampak Toxic Parenting

Salah satu dampak jangka pendek bagi seorang anak yang menjadi korban toxic parenting adalah trauma. Anak cenderung memiliki rasa percaya diri yang kurang hingga menutup diri karena selalu disalahkan. 

Adapun, dampak jangka panjang, anak bisa saja melampiaskan emosi terpendamnya di masa kecil kepada orang lain. Mereka akan cenderung kurang menghargai orang-orang di sekitarnya. 

Apabila Moms mulai menyadari sikap yang toxic kepada anak, simak yuk cara menyembuhkannya berikut ini. 

1. Mencari Dukungan

Jika masalah emosional semakin kompleks, temukan terapis yang dapat membantu Moms memproses perasaan dan emosi. Penting untuk dipahami Moms, manusia dapat menyembuhkan dan berubah menjadi lebih baik. 

2. Batasi Bertemu Anak Sementara Waktu

Orangtua tidak bisa tiba-tiba berubah dan menjadi tidak toxic. Moms mungkin harus menjauhkan diri dari mereka untuk sembuh. 

Mungkin hal tersebut menjadi pil yang sulit untuk ditelan karena harus jauh dari si buah hati. Namun, menjauh sejenak dan membatasi waktu dengan anak menjadi salah satu upaya tepat mengontrol emosi. 

Hal ini tidak bisa dijalani sendirian. Moms perlu pendampingan keluarga atau kerabat yang memahami kondisi. Bagikan keluh kesah di dalam hati terkait masalah yang sedang dipendam. 

Pastikan segalanya terbuka agar emosi tak lagi terlampiaskan ke anak ya, Moms. 

3. Fokus pada Diri Sendiri

Bagian dari proses penyembuhan adalah juga fokus pada diri sendiri. Dengan batasan yang ditetapkan dan sistem pendukung, Moms akan benar-benar dapat melihat apa yang diinginkan. 

Lakukan kegiatan positif seperti olahraga, bertemu kerabat, meminum secangkir kopi, atau pergi ke tempat yang sejuk.

Share Artikel:

Oleh: Ummu Hani

Artikel Pilihan