Menu

Si Kecil Suka Berbohong? Please Jangan Marah dan Terbawa Emosi Dulu Moms, Simak Cara Mengatasinya di Sini Yuk!

16 Februari 2023 14:45 WIB

ilustrasi seorang anak yang sedang dimarahi ibunya. (Parenting.firstcry.com/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Moms, berbohong merupakan salah satu perilaku buruk yang harus dihindari oleh anak. Sebagai orang tua, kamu tentu gak kepengen si kecil punya kebiasaan berbohong, kan?

Perlu Moms ketahui, ada alasan tertentu anak lebih memilih bohong kepada orang tuanya. Misalnya, seperti menutupi sesuatu agar ia tak dimarahi, menghindar dari hukuman, rasa takut, mencari perhatian, atau agar membuat dirinya terdengar lebih baik. 

Melansir dari raisingchildren.net.au, Kamis (16/2/2023) anak-anak dapat mulai berbohong sejak usia dini, biasanya sekitar usia 3 tahun. Masa tersebut adalah saat anak-anak mulai menyadari orangtuanya bukan pembaca pikiran. 

Anak-anak berbohong lebih sering pada usia 4-6 tahun. Mereka lebih bisa berbohong dengan mencocokkan ekspresi wajah dan nada suara.

Seiring bertambahnya usia anak-anak, mereka akan lebih mahir dalam berbohong. Walaupun sikap ketidakjujuran mengkhawatirkan bagi setiap orangtua, para ilmuwan menegaskan berbohong menjadi bagian terpenting dari perkembangan koginitif untuk anak. 

Hal ini karena mereka lebih punya rasa ingin tahu yang tinggi lho, Moms. Sebab itu, penting memahami mengapa si kecil gemar berbohong agar Moms mengetahui alasan yang mendasarinya. 

Salah satu hal mendasar penyebab anak suka berbohong adalah tekanan dari orangtuanya. Bisa jadi orangtua sering marah sehingga anak lebih memilih menjadi tertutup atau bahkan berbicara tak sesuai fakta. 

Setelah anak-anak remaja, mereka akan lebih bisa memahami perbedaan antara benar dan salah. Ada baiknya untuk mendorong dan mendukung mereka dalam mengatakan kejujuran. 

Coba beri kesempatan dan waktu yang cukup untuk si kecil menjelaskannya. Perlu dicatat Moms, jangan ada tekanan yang menyudutkan hingga terselipkan nada marah.

Moms bisa memberikan sedikit apresiasi agar anak merasa ceritanya didengar. Jika ada kejujuran yang mengecewakan hati, hindari untuk marah ya, Moms. 

Moms bisa memberi mereka nasehat secara perlahan. Beri pemahaman pada anak jika ketidakjujuran bisa mengecewakan hati orang lain. 

Beri juga contoh kejujuran kepada anak. Misalnya, saat Moms sedang sedih, bisa curhat kepada anak. Tindakan ini dapat membantu anak untuk lebih terbuka kepada orangtuanya. 

Bantu anak menghindari situasi di mana mereka merasa perlu untuk berbohong. Hindari sikap intimidasi dan selalu berikan rasa nyaman di lingkungan rumah ya, Mons. 

Yuk belajar untuk mengapresiasi anak jika mereka mencapai sesuatu sekecil mungkin. Coba untuk redam emosi juga saat anak mengakui kesalahannya. 

Semoga informasinya bermanfaat, ya Moms!