Ilustrasi pusing (Freepik/Edited by HerStory)
Salah satu penyakit yang menjadi nomor satu penyebab kecacatan dan kematian adalah Stroke. Salah satu contoh stroke, yakni pendarahan yang terjadi pada otak. Kondisi ini biasa disebut dengan subarachnoid.
Subarachnoid artinya keadaan darurat neurologis yang terjadi ketika ada perdarahan antara otak dan membran atau selaput pada ruang subarachnoid. Ruang subarachnoid adalah cairan serebrospinal bersirkulasi, dan bertanggung jawab untuk melindungi dari cedera dengan berfungsi sebagai bantalan.
Perdarahan inilah yang bisa menyebabkan stroke, koma, kelumpuhan, bahkan kematian. Salah satu gejalanya adalah sakit kepala. Oleh karena itu, sakit kepala dengan intensitas berat gak boleh disepelekan.
Untuk mencegah hal ini terjadi, coba simak beberapa gejala lainnya untuk mendeteksi perdarahan selaput otak.
Kehilangan keseimbangan menunjukan adanya gangguan pada pusat keseimbangan, yakni otak kecil (cerebellum). Pusing adalah kondisi paling umum untuk mendeteksi perdarahan selaput otak.
Seseorang dengan gejala pendarahan selaput otak biasanya akan tampak bingung, linglung bahkan kesulitan untuk memahami pembicaraan.
Proses menelan bergantung pada area otak. Ketika terjadi perdarahan, area otak yang seharusnya aktif saat menelan, mengalami kerusakan. Kondisi tersebut menyebabkan kemampuan menelan pada seseorang mengalami kesulitan.
Penurunan kemampuan bicara punya ciri yaitu cara bicara yang tidak jelas (pelo) sampai tidak dapat berbicara (afasia). Cara bicara yang pelo disebabkan oleh posisi lidah yang cenderung ke arah sisi yang lumpuh. Lidah yang normal akan menjulur lurus.
Nyeri kepala terjadi karena adanya gangguan keseimbangan otak kecil (cerebellum). Nyeri kepala dengan gejala stroke terjadi secara mendadak.