Menu

Sulawesi Tengah Dilanda Wabah Demam Keong, Cari Tahu Penyebab dan Penanganannya Yuk Moms!

23 Februari 2023 11:45 WIB

Ilustrasi demam (Freepik.com/prostooleh)

HerStory, Jakarta —

Moms, pernah mendengar penyakit demam keong? Belum lama ini, 200 orang di Kabupaten Poso dan Sigi, Sulawesi Tengah, mengalami demam keong.

Namanya yang asing, membuat orang penasaran apa itu demam keong. Demam keong adalah sebutan lain dari penyakit yang dinamakan skistosomiasis.

Dilansir dari World Health Organization (WHO), skistosomiasis adalah penyakit parasit akut dan kronis yang disebabkan oleh cacing darah (cacing trematoda) dari genus Skistosoma.

Parasit ini hidup pada jenis siput atau keong air tawar tertentu dan muncul dari keong ke dalam air. Inilah mengapa skistosomiasis dikenal dengan sebutan “demam keong” di Indonesia.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), infeksi akan terjadi ketika kulit bersentuhan dengan air tawar yang terkontaminasi di mana keong tertentu membawa parasit hidup penyebab skistosomiasis.

Air tawar dapat terkontaminasi oleh telur skistosom ketika seseorang yang terinfeksi buang air kecil atau besar di air tersebut.

Telur menetas, dan jika spesies keong yang sesuai ada di dalam air, parasit menginfeksi, berkembang, dan berkembang biak di dalam keong.

Nah, parasit ini dapat bertahan hidup selama sekitar 48 jam di air ketika meninggalkan tubuh keong dan menembus kulit orang yang bersentuhan dengan air, biasanya saat berenang, mandi, atau mencuci.

Selama beberapa minggu, parasit bermigrasi melalui jaringan inang dan berkembang menjadi cacing dewasa di dalam pembuluh darah tubuh. Setelah dewasa, pasangan cacing dan betina menghasilkan telur.

Beberapa dari telur ini berjalan ke kandung kemih atau usus dan dikeluarkan melalui urin atau feses.

Gejala skistosomiasis

Dikutip dari NHS UK, banyak orang dengan skistosomiasis tak mengalami gejala maupun tanda apapun.

Namun, beberapa orang mungkin mengalami gejala beberapa hari atau minggu setelah pertama kali terinfeksi. Adapun, beberapa gejala penyakit ini meliputi:

  • Demam
  • Ruam yang gatal, merah, dan timbul
  • Batuk
  • Diare
  • Nyeri otot dan sendi
  • Sakit perut

Gejala tersebut umumnya dialami oleh orang-orang dengan skistosomiasis akut. Biasanya, gejala akan membaik dengan sendirinya dalam beberapa minggu.

Pencegahan skistosomiasis

Sejauh ini, belum ada vaksin yang tersedia untuk melindungi dari parasit atau cacing penyebab skistosomiasis. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini.

Mengingat transmisi skistosomiasis terjadi di air, sangat penting untuk meningkatkan kewaspadaan saat berada di daerah di mana penyakit ini terjadi.

Menurut CDC, 4 hal di bawah ini adalah langkah-langkah yang tepat untuk mencegah skistosomiasis.

Pertama, menghindari berenang atau mengarungi air tawar dan hanya berenang di laut dan kolam renang yang telah diklorinasi dengan aman.

Kedua, memastikan air yang diminum aman dengan mendidihkan air selama 1 menit atau menyaring air sebelum diminum.

Ketiga, mendidihkan air akan membunuh parasit, bakteri, atau virus berbahaya pada air. Mandi dengan air yang aman dengan melakukan hal yang sama seperti saat akan meminum air.

Dan keempat, mengeringkan handuk untuk mencegah parasit menembus kulit.

Dilansir dari VOA Indonesia, Kamis (23/2/2023), Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, dr. I Komang Adi Sudjendra, mengungkapkan bahwa kerja sama semua pihak untuk menangani penyakit skistosomiasis atau demam keong sangatlah dibutuhkan.

Keterlibatan semua pihak ini dibutuhkan untuk melakukan rekayasa lingkungan di lokasi fokus keong dan mengendalikan jumlah telur cacing di alam. Upaya ini segera dibutuhkan untuk memberantas penyakit ini secara efektif.

Penanganan skistosomiasis

Pada skistosomiasis akut, gejala memang dapat hilang sendirinya tanpa pengobatan.

Namun, pada kasus skistosomiasis kronis, penanganan yang tepat sangat dibutuhkan karena tanpa pengobatan, skistosomiasis dapat bertahan selama bertahun-tahun dan meningkatkan risiko fibrosis hati atau kanker kandung kemih.

Umumnya, pasien skistosomiasis akan diberikan obat bernama praziquantel sebagai penanganan utama penyakit ini.

Pasien dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini selama 1 hingga 2 hari untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh semua spesies skistosome.

Semoga informasinya bermanfaat, ya!