Menu

Mantan Menteri Ketenagakerjaan Bagikan Tips Rumah Tangga yang Harmonis Bagi Kalangan Pekerja, Disimak Yuk Moms!

02 Maret 2023 17:35 WIB

Pasangan suami istri harmonis (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Pasangan suami istri yang sama-sama berkarir mungkin sering kali mengabaikan hungan rumah tangga. Terelbih jika kamu dan pasangan sudah terasa capek sehabis bekerja seharian.

Pada kesempatan lalu, mantan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri berbagai tips untuk para kalangan pekerja membangun rumah tangga yang harmonis.

Beberapa waktu lalu pada program Happy Parenting yang ditayangkan salah satu stasiun TV swasta.

"Yang terpenting dalam menjaga rumah tangga yang harmonis adalah komunikasi harus lancar dan saling percaya," kata mantan Menaker Hanif, dikutip dari JPNN.com, Kamis (2/3/2023).

Hanif mengatakan terkadang faktor kesibukan dan kelelahan menjadi alasan bagi para orang tua, terutama yang tinggal di kawasan perkotaan, sehingga kurang menyediakan waktu untuk keluarga.

"Sesibuk apapun, kita harus pandai memanfaatkan waktu bersama keluarga. Misalnya saat pulang kerja bisa meluangkan waktu untuk keluarga, ya untuk ngobrol atau melakukan aktivitas yang menyenangkan secara bersama seperti bermain musik," ujar Hanif.

"Usahakan juga jangan membawa pekerjaan ke rumah, jadi waktu di rumah fokus untuk keluarga," lanjutnya saat berbagi tips keluarga harmonis bagi para pekerja.

Rumah tangga harmonis, kata mantan Menaker, gak cuma keluarga yang terlihat akur dan rukun, tetapi juga bagaimana mereka menyiapkan anak-anak supaya siap menghadapi masa depan.

"Anak-anak yang tumbuh bahagia dan sukses merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan sebuah keluarga," kata Hanif.

Oleh karena itu, lanjutnya, orang tua harus benar-benar memahami anak mereka. 

"Bukan memaksakan kehendak orang tua, tapi berusaha memberikan yang terbaik untuk anak," ucapnya.

Dalam hal menyiapkan masa depan anak, misalnya, Hanif memilih untuk menanamkan karakter yang kuat terhadap anak-anaknya.

"Karakter yang bersifat moral seperti tentang budi pekerti dan nilai agama, dan juga karakter kinerja seperti pantang menyerah dan disiplin," jelas Hanif.

Selain itu, untuk menyeimbangkan persiapan anak menghadapi masa depan, skill (kompetensi) anak juga harus benar-benar dipersiapkan.

"Karakter dan skill adalah dua hal yang saling menopang. Jika anak-anak kita memiliki keduanya maka kita sebagai orang tua tidak perlu khawatir," pungkas Hanif.