Menu

Moms Wajib Tahu, Jangan Lakukan Ini pada Anak yang Lahir Prematur, Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes! Begini Penjelasan Dokter Ahli...

05 April 2023 10:05 WIB

Ilustrasi bayi menangis (Freepik/cookie_studio)

HerStory, Jakarta —

Moms, semua orang tua menginginkan buah hatinya lahir dalam keadaan sempurna tanpa kurang satu apapun. Namun dalam kondisi tertentu, bayi terpaksa dilahirkan dalam keadaan prematur.

Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu (Cao Van et al., 2018). Klasifikasi bayi prematur dapat berdasarkan berat badan atau usia.

Penyebab bayi prematur adalah Preeklampsia, abruptio plasenta, dan plasenta previa juga merupakan penyebab bayi harus dilahirkan secara prematur.

Namun, kondisi pada ibu hamil juga bisa menjadi penyebabnya. Sejumlah kelainan leher rahim sejak lahir atau akibat operasi bisa membuat dokter perlu mengambil langkah persalinan lebih awal.

Bayi yang lahir prematur rentan alami kekurangan berat badan. Situasi ini terkadang mendorong para orang tua berusaha terburu-buru bikin bayi jadi gemuk.

Dewan Penasehat Physician International Society for Pedriatric and Adolescents Diabetics (ISPAD), Prof Dr dr Aman Bhakti Pulungan, FAAP, FRCP (Hon) pun menyarankan orang tua untuk tak melakukan itu.

"Kita berbicara mengenai bayi prematur atau bayi yang kurang bulan. Itu dia fungsi pankreas sudah dalam keadaan terganggu, keadaan sering lapar," ungkapnya pada media briefing di Jakarta, belum lama ini.

Pada situasi ini, ia menganjurkan untuk tetap memberikan bayi ASI ekslusif. Karena kalau ASI, kandungannya tercukupi dan sudah terkontrol.

"Saya di sini berbeda pendapat. Saya tak setuju diberi susu ekstra kalori dan lain-lain untuk menggemukkan," tegasnya.

Jika tetap dipaksakan akan menjadi insulin resisten lebih cepat.

"Jadi fungsi pankreas pada bayi sudah dipacu berfungsi lebih banyak dan lebih cepat. Akhirnya menjadi obesitas," jelas prof Aman.

Ketika menjadi obesitas, bayi ini lebih berisiko menjadi diabetes ketimbang bayi dengan berat badan biasa saja. Oleh karena itu, prof Aman mengungkapkan sebuah tips.

"Kalau bayi yang seperti ini, yang harus dikontrol sebetulnya adalah kurva panjang atau tinggi badannya," urainya.

Dengan kata lain, setiap bulannya yang harus dilihat adalah perkembangan berat badan ideal berdasarkan peningkatan panjang sang anak.

"Bukan dikejar, berat badan dia berdasarkan umur. Kurva panjang badannya harus kita lihat. Kalau dia tidak naik atau turun, cari tempat endokrin secepatnya," pungkas dr Aman.

Sehingga yang terpenting adalah panjang badannya. Selanjutnya, berat badan harus diidealkan ke panjang badannya.

Share Artikel:

Oleh: Nailul Iffah