Ilustrasi sesak napas pada anak (Pexels.com/Edited by HerStory)
Tanggal 2 Mei diperingati sebagai World Asthma Day atau Hari Asma Sedunia. Hari tersebut guna meningkatkan kewaspadaan setiap orang terhadap penyakit yang mengganggu sistem pernapasan.
Diketahui, penyakit asma dapat menjangkit semua kalangan termasuk anak-anak. Sebab itu, penting bagi Moms mengenali gejala asma pada anak dan cara pengendaliannya.
Sebagai informasi, Asma adalah penyakit saluran pernapasan. Asma bersifat kronis disebabkan oleh faktor pencetus tertentu dan menyebabkan gejala mengi, batuk, dan sesak napas.
Mengutip dari Instagram Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Rabu, (3/5/2023), gejala asma umumnya memberat pada malam atau pagi hari dan dapat membaik secara spontan atau dengan obat pereda.
Pemicu gejala asma biasanya disebabkan oleh alergen berupa tungau debu rumah, bulu binatang, jamur, makanan, hingga obat. Ini bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut.
Gak cuma itu Moms, pencetus asma juga datang dari polusi udara, perubahan suhu mendadak, dan stres psikoemosional.
Jika anak sudah menunjukkan gejala asma, seperti batuk, mengi, dan sesak napas maka Moms harus segera memberikan obat pereda (reliever). Obat pereda bisa berupa inhealer atau nebulizer.
Adapun untuk pengendalian berkelanjutan, berupa oral guna mengurangi risiko serangan. Apabila asma kian memburuk, Moms wajib melakukan pemantauan gejala klinis, berupa uji fungsi paru dan perbaikannya dalam lembar Rencana Aksi Asma (RAA). Semoga informasi ini bermanfaat!