ilustrasi bayi menangis (Pixabay/Stocksnap)
Tangisan adalah cara bayi mengungkapkan apa yang ia rasakan. Ntah ia lapar, merasa tidak nyaman, bosan, atau mengalami hal yang lain ia ungkapkan melalui tangisa. Hal yang menjadi masalah adalah nggak semua ibu paham makna tangisan bayi.
Moms mungkin pernah mengalami bayi yang terus menangis dan tidak berhenti meski sudah disusui, bukan? Nah berarti, penyebab tangisan itu bukan karena ia lapar, tetapi ada hal yang lain.
Untuk mengetahui makna tangisan bayi, HerStory sudah merangkum makna tangisan bayi berdasarkan bunyinya dari berbagai sumber (27/01/2021). Simak selengkapnya, yuk Moms!
Saat bayi lapar, suara tangisan terdengar rendah sambil mendorong-dorong lidah ke langit-langit mulutnya, sehingga terdengar lafal "neh". Ia akan berhenti menangis setelah Moms menyodorkan payudara atau botol.
Selain dengan tangisan, ia pun akan menunjukkan rasa lapar tersebut dengan membuka mulutnya, mencoba mengisap jari tangan Moms, atau pun memasukkan tangannya sendiri ke dalam rongga mulutnya.
Tangisannya terdengar seperti rengekan dan mulutnya sedikit bergetar. Bayi juga seperti melafalkan suara "owh". Selain itu, bayi akan tampak menguap. Jadi, perhatikan tanda-tanda saat ia mengantuk.
Tangisannya terdengar cengeng dan terus-menerus. Ia juga seperti mengucap lafal "heh" yang menandakan ia sedang nggak nyaman, seperti dingin, gatal, atau memerlukan popok baru.
Ini ditandai dengan intonasi tangisan bayi yang melengking. Umumnya, ia juga akan menarik-narik kakinya ke dada. Jika ini terjadi, kemungkinan bayi ingin mengeluarkan gas yang ada di dalam perutnya.
Moms dapat menggosok punggung bayi atau mengayuhkan kakinya untuk membantu menghilangkan gas dari dalam perutnya.
Saat kesakitan, tangisan bayi terdengar mendadak menjerit dengan intonasi tinggi. Tangisan semacam ini berarti ada sesuatu yang menyakiti, ada rasa sakit dari dalam tubuhnya.
Kalau Moms nggak menemukan sumber rasa sakit dan ia masih terus menangis, segera hubungi dokter, ya!