Menu

Gawat, Kemenkes Ungkap Banyak Anak Tertular Hepatitis B, Ini Gejala yang Harus Diwaspadai Moms!

18 Mei 2023 16:00 WIB

Ilustrasi anak terkena Hepatitis B (Foto/Ipoel)

HerStory, Jakarta —

Moms, baru-baru ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menunjukkan tren kenaikan penyakit hepatitis B di Indonesia setiap tahunnya.

Saat ini, Indonesia tercatat sebagai satu dari 20 negara di dunia dengan kasus hepatitis B dan C terbanyak. Temuan kasus ini diketahui terjadi akibat penularan dari ibu ke anak.

Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, mengatakan bahwa penularan hepatitis B ini bisa terjadi baik sejak dalam kandungan, saat proses kelahiran, atau bahkan saat menyusui.

"Penularan hepatitis B didominasi oleh penularan secara vertikal dari ibu ke anak, mencapai 90-95 persen kasus. Sementara penularan secara horizontal sekitar 5-10 persen kasus," kata Syahril saat konferensi pers baru-baru ini.

Berdasarkan data Riskesdas 2013, hasil pemeriksaan HBsAg pada populasi umum sebanyak 71 persen atau 18 juta orang di Indonesia terinfeksi hepatitis B.

Sementara itu, data Riskesdas 2019 menunjukkan prevalensi hepatitis B kronik di Indonesia setara 24 juta penduduk Indonesia.

"Kemudian data menunjukkan ibu hamil yang positif hepatitis B konsisten sebanyak 2 persen setiap tahunnya. Pada tahun 2022 terdapat 50.744 ibu hamil positif hepatitis B. Dari jumlah ibu hamil itu, 33.757 bayi lahir dari ibu yang dinyatakan positif hepatitis B," terangnya.

Gejala Hepatitis B

Gejala hepatitis B akut berkisar darii ringan hingga berat. Gejala ini biasanya muncul sekitar 1 hingga  bulan setelah terinfeksi.

Meski begitu, beberapa orang, seperti anak-anak, mungkin gak mengalami gejala apa pun. Yuk, simak gejala hepatitis B berikut ini:

  • Sakit perut
  • Urine gelap
  • Demam
  • Nyeri sendi
  • Kehilangan selera makan
  • Mual dan muntah
  • Kelemahan dan kelelahan
  • Menguningnya kulit dan bagian putih mata

Untuk mencegah penularan, Mohammad Syahril mengingatkan pentingnya melakukan vaksinasi hepatitis B secara lengkap dan tepat.

"Pemberian vaksin hepatitis B secara lengkap dan tepat dapat menurunkan prevalens hepatitis B. Tetapi masih terdapat permasalahan yang harus dihadapi, yaitu risiko menjadi sirosis dan hepatoma, serta belum ada pengobatan yang efektif," ujar Syahril.

Share Artikel:

Oleh: Tasha Rainita