Menu

Sering Dianggap Kurang Bergizi, Manfaat Ceker Ayam Ternyata Bisa Bikin Awet Muda Lho Moms, Rugi Deh Kalau Nggak Suka

22 Mei 2023 07:47 WIB

Ilustrasi ceker ayam. (Pinterest/Dini Haskarmia)

HerStory, Jakarta —

Tak dipungkiri, ceker ayam sering disepelekan karena dinilai tak bergizi. Padahal kandungan gizi di dalamnya memiliki manfaat yang luar biasa untuk kesehatan tubuh lho Moms.

Banyak orang hanya mengonsumsi kulit dan tendonnya saja, tapi tidak mengonsumsi air rebusan ceker yang kaya akan gizi. Lantas, apa saja manfaat ceker untuk kesehatan simak ulasan berikut ini yuk Moms!

1. Mencegah pengeroposan tulang

Manfaat mengonsumsi ceker ayam ternyata bisa mencegah pengeroposan tulang. Penelitian dari jurnal Nutrients (2018) mengamati 102 wanita yang mengonsumsi peptida kolagen (turunan dari kolagen) selama setahun.

Penelitian itu menemukan bahwa mengonsumsi 5 gram peptida kolagen per hari berpotensi meningkatkan kepadatan dan pembentukan mineral tulang, sekaligus mengurangi pengeroposan tulang. Artinya, kolagen dipercaya dapat memberikan efek pencegahan pengeroposan tulang karena merupakan bahan pembentuk utama dari tulang.

2. Menjaga kesehatan kulit

Ceker ayam merupakan salah satu sumber makanan kaya kolagen yang berpotensi menjaga kesehatan kulit dengan meningkatkan kelembapan, elastisitas, dan kepadatan kulit.

Studi dari Journal of medicinal food (2015) mengamati 105 wanita yang mengalami selulit selama enam bulan. Hasilnya menemukan bahwa mengonsumsi kolagen secara teratur berpotensi mengurangi selulit dan kerutan kulit.

Asupan rutin kolagen juga berpotensi untuk menyembuhkan luka dan mencegah penuaan kulit, bikin awet muda.

3. Mengurangi sakit sendi

Ceker ayam yang mengandung asupan rutin kolagen juga berpotensi untuk menjaga kesehatan tulang. Pasalnya, kolagen dapat mempertahankan kepadatan tulang dan melumasi persendian tulang.

Penelitian menunjukkan bahwa kolagen dapat merangsang regenerasi jaringan untuk mengurangi gejala osteoartritis. Sementara itu, jenis radang sendi ini merusak tulang rawan, memungkinkan tulang bergesekan satu sama lain dan menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan kesulitan bergerak.

Studi dalam Applied physiology, nutrition, and metabolism (2017) menyimpulkan bahwa dosis harian kolagen peptida berpotensi mengurangi penanda rasa sakit, kekakuan, dan disfungsi fisik.