Menu

Beberapa Faktor yang Bisa Menyebabkan Nyeri Lutut, Salah Satunya Gaya Hidup Paling Berpengaruh, Ini Kata Ahli!

25 Mei 2023 15:05 WIB

Ilustrasi alami nyeri lutut (Freepik/Anlene)

HerStory, Jakarta —

Beauty, kurangnya asupan nutrisi bagi tulang dan sendi, serta pola hidup yang gak sehat bisa menyebabkan nyeri lutut.

Biasanya nyeri lutut muncul karena adanya kerusakan jaringan pada suatu bagian di dalam tubuh. Jadi nyeri sendi gak melulu dialami oleh lansia.

Bahkan nyeri lutut sering terjadi saat melakukan olahraga, naik turun tangga, mengangkat beban, duduk di depan laptop dan menari.

Meski begitu, sakit lutut juga sering menyerang individu yang memiliki tingkat aktivitas tinggi seperti olahraga, duduk di depan laptop, naik turun tangga, mengangkat beban, hingga menari K-pop.

“Aktivitas sekarang kebanyakan daring dan kelamaan duduk, ini bisa menyebabkan otot menjadi enggak gerak terutama otot kaki yang memiliki peran untuk menstabilkan lutut,” ujar dokter spesialis rehabilitasi medik dr Ferius Soewito, Sp.KFR, AIFO-K, dalam acara Atasi Nyeri Lutut Tanpa Operasi, Rabu (24/5/2023).

Jika otot di lutut gak bekerja secara aktif, kekuatan dan stabilisasi pada otot lutut biasanya akan berkurang. Tak hanya otot yang bisa menyebabkan cedera, postur tubuh juga berpengaruh.

Ditambahkan dr Ferius, penyakit ini seperti gedung yang atasnya miring sehingga fondasinya akan turun. Fondasi yang berperan penting dalam tubuh, yaitu lutut.

"Kalau punggung atau tulang belakang miring otomatis akan turun ke bawah. Jadinya tidak simetris,” ucap dr Ferius.

Selain itu, kedua lutut harusnya menyalurkan energi yang hampir sama. Jika salah satu lutut memiliki beban yang lebih tinggi, lutut yang satu akan lebih mudah terkena cedera.

Tak hanya aktivitas lutut yang berlebih, pola makan sembarangan juga berpotensi memengaruhi beban tubuh yang lebih meningkat dan akan menurun ke lutut.

"Lifestyle itu memengaruhi bukan hanya organ dalam kita, bahkan semua badan kita. Misklnya kurang tidur, kecapaian hingga pola makan sembarangan itu pasti akan mengganggu,” tutup Ketua Komite Medis Flex Free Clinic dr Arif Soemarjono, Sp.KFR, FACSM di kesempatan yang sama.

Artikel Pilihan