Ilustrasi tes HIV (AdobeStock/Edited by HerStory)
Human Imminodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang bisa melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit.
Di Indonesia sendiri, penyebaran dan penularan HIV paling banyak disebabkan melalui hubungan intim yang gak aman dan bergantian menggunakan jarum suntik yang gak steril.
Seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkannya kepada orang lain, bahkan sejak beberapa minggu tertular. Jadi, semua orang berisiko terinfeksi HIV.
Kali ini, kita akan membahas beberapa tanda HIV pada wanita yang jarang disadari. Penasaran apa saja? Yuk, simak baik-baik ya, Beauty!
Setelah terinfeksi HIV, sistem kekebalan tubuh akan menurun secara bertahap. Wanita dengan HIV dapat mengalami infeksi jamur pada mulut vagina atau penyakit menular seksual yang lebih sering muncul.
Infeksi tersebut sulit sembuh dan sering kambuh dapat menjadi pertanda adanya masalah pada sistem kekebalan tubuh.
Setelah beberapa minggu terpapar HIV, wanita dapat mengalami gejala flu-like, seperti demam, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, dan kelelahan.
Gejala ini mungkin terjadi karena tubuh wanita terdapat virus HIV yang mulai menyerang sel-sel kekebalan tubuh.
Wanita dengan HIV mungkin mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di berbagai area tubuh. Pembengkakan ini merupakan respons tubuh terhadap infeksi atau peradangan.
Gejala ruam kulit bisa jadi tanda awal HIV pada wnaita karena ruam itu biasanya muncul dalam bentuk bercak merah, gatal, dan mungkin terjadi di seluruh tubuh.
HIV juga dapat memengaruhi siklus menstruasi wanita. Beberapa wanita dengan HIV melaporkan perubahan dalam durasi, volume, atau ketidakteraturan menstruasi mereka.
Selain itu, HIV juga bisa memperburuk gejala PMS dan menyebabkan menstruasi jadi lebih berat dan lebih nyeri dari biasanya.
Nah, itulah beberapa tanda HIV pada wanita yang harus diwaspadai. Hati-hati, ya!