Menu

Bahaya Asap Rokok Pada Ibu Hamil, Bisa Sebabkan Bayi Lahir Lebih Pendek dan Kecil!

31 Mei 2023 11:45 WIB

Ibu hamil sedang minum teh herbal (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Merokok bisa berdampak buruk terhadap kesehatan bagi perokok dan juga orang di sekitarnya. Pasalnya, asap rokok mengandung ribuan bahan kimia yang beracun dan berbahaya jika terpapar dalam jangka panjang.

Dijelaskan oleh Perwakilan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia dr. Feni Fitriani Taufik, Sp.P (K) RS Persahabatan, pernah ada penelitian pada bayi yang bersinggungan dengan rokok.

Ada tiga kelompok bayi yang dilahirkan, yaitu dari ibu yang nggak merokok, ibu yang jadi perokok pasif, dan ibu perokok aktif. Hasilnya, plasenta bayi dengan ibu perokok aktif dan pasif itu sama-sama ditemukan nikotin.

Namun, saat lahir ditemukan bahwa panjang badan dan berat badan bayi jauh lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang nggak merokok.

"Jadi, bahaya rokok berpengaruh bukan saja setelah lahir, tapi di dalam kehamilan pun itu sudah sangat berpengaruh kepada bayi,” ungkap dr Feni dalam siaran online di Jakarta, Selasa (30/5/2023).

Menurut penelitian di Spanyol pada tahun 2021 melaporkan dalam satu puntung rokok memiliki 15.600 helai fiber. Ketika puntung rokok terlepas ke lingkungan terutama di perairan, maka dapat menghasilkan mikroplastik yang terlepas sebanyak 100 partikel per hari. 

Di mana jumlah mikroplastik itu sama banyaknya dengan limbah cucian baju. Filter puntung rokok adalah sejenis kapas plastik bernama Selulosa Asetat yang memerlukan waktu agar bisa terurai oleh lingkungan.

Selulosa Asetat adalah modifikasi dari senyawa kimia bernama Selulosa. Butuh waktu sekitar satu sampai lima tahun bagi puntung rokok yang terbuat dari selulosa asetat untuk bisa terurai, bahkan bisa mencapai 10 tahun jika sudah terkena air laut.

Mengutip hasil survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 yang mengungkapkan bahwa perokok Indonesia terbesar ketiga di dunia setelah India dan China, serta perokok pria di Indonesia adalah yang terbanyak di dunia.

Kemenkes sejauh ini memberikan layanan konseling gratis bagi perokok. Layanan ini untuk mempermudah bagi siapa saja yang ingin berhenti merokok namun karena alasan tertentu belum bisa datang ke fasilitas kesehatan untuk konsultasi.

Share Artikel:

Oleh: Nailul Iffah

Artikel Pilihan