Menu

Bahaya Banget! Anak yang Sering Hisap Asap Rokok dari Orang Sekitar Rentan Alami Stunting

02 Juni 2023 13:00 WIB

Bayi lahir secara prematur (Freepik/Mama's Choice)

HerStory, Jakarta —

Moms, seperti yang kita tahu, merokok tak hanya menimbulkan masalah kesehatan bagi perokok aktif, tetapi juga orang di sekitarnya.

Salah satu yang terkena dampak dari asap rokok adalah anak yang tinggal dengan keluarga perokok aktif berisiko alami stunting lho, Moms.

Hal ini diungkapkan oleh Tubagus Haryo Karbiyanto, SH (Komnas Pengendalian Tembakau Indonesia). Ia mengungkapkan jika Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI) menunjukkan ada korelasi yang sangat signifikan antara anak-anak yang mengalami stunting dengan asap rokok.

"Kejadian stunting pada anak dari keluarga perokok itu 15,5 persen lebih tinggi, dibanding dengan anak-anak dari keluarga yang bukan perokok," ungkap Tubagus pada konferensi virtual, Selasa (30/5/2023).

Menurut Tubagus hal ini bisa saja mengarah pada data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022 yang menunjukkan bahwa rokok merupakan salah satu komponen pengeluaran tertinggi dalam rumah tangga yang menyebabkan kemiskinan.

Mirisnya, rokok berada diurutan kedua yang dibeli oleh keluarga setelah beras. Sedangkan ayam dan telur berada di bawahnya.

Padahal yang dibutuhkan anak-anak adalah protein yang cukup untuk tumbuh kembangnya.

"Stunting kan juga salah satu penyebab nya adalah pola makan atau gizi yang tidak baik.  Bisa saja diinterpretasikan, keluarga perokok akan menyingkirkan makanan bergizi untuk anak sehingga bisa terjadi stunting," papar Tubagus.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Kerja Bidang Rokok PDPI dr Feni Fitriani Taufik, Sp.P(K) pun berikan pandangan yang serupa.

Stunting merupakan kondisi di mana anak alami kekurangan gizi kronik dan akhirnya berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

"Nah karena tadi untuk ayam protein di bawah kebutuhan rokok, tentu kebutuhan protein pada anak tidak terpenuhi dan terjadi stunting," papar dr Feni.

Ditambahkan oleh dr Feni, jika rokok bisa menyebabkan anak sebagai perokok pasif. Hal tersebut memberikan pengaruh buruk pada perkembangan paru anak.

"Yang kalau untuk efek akut mudah terjadi batuk berulang hingga meningkatkan risiko terkena asma," jelas dr Feni.

Selain itu, pertumbuhan organ paru-paru anak yang menjadi perokok pasif organ akan terganggu. Di mana fungsi paru-paru juga terganggu karena sering mengalami infeksi.

Situasi ini bisa menjadi masalah lebih lanjut saat anak dewasa nanti.

"Hal sama mirip dengan anak anak yang tinggal di polusi udara tinggi. Apa pun yang mengganggu perkembangan anak akan jadi masalah di kemudian hari," tutup dr Feni.

Artikel Pilihan