Menu

Oh Ternyata Rabies Gak Cuma Ditularkan Lewat Anjing, Hewan-hewan Ini Juga Berpotensi Sebarkan Virus, Apa Saja?

06 Juni 2023 12:30 WIB

Ilustrasi seseorang digigit anjing (Halodoc/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Belakangan ini, ratusan kasus penularan rabies dari anjing ke manusia yang terjadi di Timor Tengah Selatan (TTS) cukup mengejutkan banyak orang. Bahkan, Kementerian Kesehatan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies, yaitu di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kabupaten TTS. 

Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan ya, Beauty. Bagaimana tidak, rabies merupakan kondisi yang sangat mematikan. 

Umumnya, rabies ditularkan oleh anjing ke manusia. Namun faktanya, ada hewan lain juga yang dapat menularkan rabies lho.

Hewan liar menjadi yang paling berpotensi membawa rabies, antara lain kelelawar, sigung, dan rubah. Gak cuma itu, hewan peliharaan dan ternak seperti kucing, sapi, serta kuda juga bisa terkena rabies. 

Perlu diketahui, hampir semua hewan peliharaan dan ternak yang terkena rabies belum menerima vaksinasi rabies. Sebagian besar hewan mamalia terkena rabies karena kontak dengan satwa liar. 

Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Selasa (6/6/2023) rabies hanya mempengaruhi mamalia. Begitu pula manusia yang termasuk dalam mamalia. 

Lantas bagaimana tanda seekor hewan mamalia menderita rabies? 

Sayangnya, kita gak bisa mengetahui secara kasaat mata hewan menderita rabies atau nggak. Satu-satunya cara mengetahui mamalia menderita rabies adalah dengan pengujian laboraturium. 

Kendati demikian, hewan dengan rabies biasanya bertindah aneh. Mereka lebih agresif dan selalu ingin menggigit manusia atau hewan lain di sekitarnya. 

Gak cuma itu, hewan rabies juga mungkin lebih banyak mengeluarkan air liur dari mulutnya. Namun, gak semua hewan rabies agresif dan megeluarkan banyak air liur. 

Ada jugua hewan yang bertindak malu-malu, bergerak perlahan, dan jinak supaya mangsanya mendekat lalu digigit. Rabies tentu sangat berbahaya. 

Saat seseorang terpapar rabies, virus melakukan perjalanan ke otak atau masa inkubasi yang berlangsung selama berminggu-minggu.

Gejala awal rabies mirip dengan flu yang membuat seseorang lemas, demam, sakit kepala disertai gatal di sekitar gigitan. 

Gejala kemudian berkembang menjadi disfungsi otak, kecemasan, dan agitasi. Seiring perkembangan penyakit, orang tersebut mungkin mengalami delirium, perilaku abnormal, halusinasi, hidrofobia (takut air), dan insomnia.

Sayangnya Beauty, rabies sangat ini berakibat fatal. Menurut CDC, kurang dari 20 kasus keberhasilan hidup manusia yang terpapar rabies. 

Mengutip dari Mayo Clinic, kebanyakan gak ada pengobatan efektif mengatasi infeksi rabies. Pengobatan rabies hanya bertujuan mencegah infeksi parah sampai berujung kematian.

Artikel Pilihan