Menu

Jadi Momok Menyeramkan Bagi Wanita, Yuk Kenali 10 Tanda Gejala Kanker Ovarium, Salah Satunya Faktor Genetik!

08 Juni 2023 15:15 WIB

Ilustrasi kanker ovarium (Sumber/Shutterstock)

HerStory, Jakarta —

Beauty, kanker ovarium merupakan kanker paling mematikan ketiga pada wanita di Indonesia. Bedasarkan The Global Burden of Cancer Study (Globocan) di 2020, 9.581 meninggal dunia total dari 14.896 kasus.

Kanker ovarium menyerang jaringan indung telur atau ovarium, sehingga wanita rentan menderita kanker ovarium.

Dijelaskan oleh Ketua Tim Kerja Penyakit Kanker dan Kelainan Darah P2PTM Kementerian Kesehatan RI, dr. Theresia Sandra Diah Ratih, setiap tahunnya kanker ovarium menyerang puluhan ribu wanita dan merenggut ribuan nyawa.

Bahkan jumlah penderita kanker ovarium di Indonesia terus meningkat, diperkirakan akan menjadi penyebab utama meningkatnya beban ekonomi bagi masyarakat hingga negara.

"Untuk mengendalikan penyakit kanker, Kementerian Kesehatan RI telah melakukan upaya pendekatan pengendalian faktor risiko dan deteksi dini yang tertuang dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) pengendalian kanker tahun 2020-2024. Tujuannya untuk mendeteksi dini kanker pada sekitar 80% penduduk usia 30-50 tahun di 514 kabupaten/kota di akhir tahun 2024, termasuk kanker ovarium," ucap dr. Theresia dalam keterangan persnya, Rabu (7/6/2023).

Mendukung deteksi dini kanker ovarium, Kementerian Kesehatan RI dan AstraZeneca memperkenalkan "Kampanye 10 Jari". 

Di mana kampanye ini merupakan 10 tanda yang perlu diperhatikan untuk mengenali kanker ovarium, yakni enam faktor risiko dan empat pertanda penyakit.

Dan yang termasuk ke dalam enam faktor risiko adalah memiliki riwayat kista endometriosis, memiliki riwayat kanker ovarium dan atau kanker payudara dalam keluarga, mutasi genetik semisal BRCA, paritas rendah, gaya hidup yang buruk, dan penuaan.

Sementara empat pertanda kanker ovarium meliputi kembuh, nafsu makan berkurang, sering buang air kecil, dan nyeri panggul atau perut.

Umumnya kanker ovarium gak disertai gejala pada stadium awal, sehingga hanya 20 pasien kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal.

Sedangkan 94% di antaranya berhasil mencapai harapan hidup lebih dari lima tahun. Maka dari itu, pasien yang terdiagnosis harus mendapatkan penanganan segera.

"Kanker ovarium merupakan tantangan terbesar bagi para ahli onkologi ginekologi karena tidak menunjukkan gejala yang spesifik pada stadium awal, melainkan baru menunjukkan gejala pada stadium lanjut di aman sel kanker telah menyebar ke organ lain. Karenanya, para wanita dianjurkan melakukan deteksi dini kanker ovarium melalui Kampanye 10 Jari," kata dokter spesialis ginekologi onkologi dr. Toto Imam Soeparmono, Sp.OG.

Perawatan dan pengobatan yang tepat dapat memberikan peluang keberhasilan yang tinggi pada kanker ovarium stadium awal, saat penyakit masih terbatas pada organ ovarium.

Biasanya pasien akan mendapatkan terapi paling umum, seperti operasi dan kemoterapi. Pasien juga harus patuh dalam menjalani pengobatan guna menghindari kekambuhan atau penyakit yang semakin parah.

Artikel Pilihan