Menu

Bukan Cuma Kebas dan Kesemutan Biasa, Waspada Penyakit Neuropati Perifer Menyerang! Lakukan Deteksi Dini Sekarang Beauty

11 Juni 2023 15:00 WIB

Ilustrasi kaki kesemutan. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Jakarta —

Beauty, apakah kamu tahu bahwa berdasarkan Journal of Indian Medical Association (2028), 8 dari 10 orang menderita Neuropati Perifer (NP) tanpa terdiagnosis lebih awal. Kondisi ini menjadi salah satu penghambat kamu untuk hidup bebas tanpa kebas dan kesemutan, lho.

Banyak yang mengabaikan penyakit neuropati dan menganggapnya hanya kesemutan biasa. Padahal penyakit kronis kerusakan saraf tepi dengan gejala seperti kebas dan kesemutan di tangan dan kaki yang jika terlambat ditangani dapat menjadi permanen. 

Oleh karena itu, dalam rangka memperingati Neuropathy Awareness Week 2023, P&G Health Indonesia melalui brand Neurobion, melanjutkan edukasi mengenai neuropati melalui kampanye “Hidup Bebas Tanpa Kebas dan Kesemutan” dan mengajak masyarakat untuk melakukan deteksi dini neuropati dengan Neurometer.

Neurometer merupakan aplikasi penilaian risiko neuropati pertama di Indonesia, sekaligus pemecahan Rekor MURI Deteksi Risiko Neuropati Terbanyak. Kamu bisa mengakses dan melakukan pemeriksaan dengan mudah lewat aplikasi ini, Beauty. 

“Dengan melanjutkan kampanye ‘Hidup Bebas Tanpa Kebas dan Kesemutan’, kami berharap akan semakin banyak masyarakat yang teredukasi mengenai neuropati karena setiap orang berhak untuk hidup bebas tanpa kebas dan kesemutan. Dengan aplikasi penilaian risiko neuropati pertama di Indonesia, Neurometer, lebih dari 9.000 orang telah melakukan deteksi dini dan kami berharap jumlah ini terus bertambah, dibuktikan dengan pencapaian yang diumumkan oleh MURI untuk Deteksi Risiko Neuropati Terbanyak,” ungkap Maithreyi Jagannathan, selaku General Manager Personal Healthcare, P&G Health Indonesia.

Maithreyi menjelaskan bahwa P&G Health Indonesia juga mengeluarkan hasil studi terbaru yang membuktikan ‘Efektivitas Vitamin B Neurotropik dalam Perbaikan Sel Saraf’. Berdasarkan hasil studi, terbukti bahwa vitamin B mampu mempercepat penanganan neuropati perifer.

“Kami optimis hal ini dapat mempercepat penanganan neuropati perifer dan mendukung pemerintah Indonesia bersama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan saraf,” tambahnya.

Berdasarkan keterangan Vice Secretary General Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), dr. Winnugroho Wiratman.Sp. N(K), Ph.D, setiap orang pada dasarnya memiliki faktor risiko gejala neurpati. Kondisi ini dapat dipicu oleh penyakit tertentu, kondisi fisik, usia lanjut, dan kurangnya asupan nutrisi seperti Vitamin B1, B6, B12.

“Rasa kebas, kesemutan, rasa seperti tertusuk, dan sensasi panas atau terbakar di tangan dan kaki merupakan gejala umum dari neuropati yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang,” terang dr. Winnugroho.

Ia mengimbau bahwa penanganan yang cepat sangat dibutuhkan dalam menangani penyakit neuropati. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk dilakukan.

“Untuk itu, deteksi dan penanganan sedini mungkin sangat penting dilakukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi vitamin B neurotropik yang telah terbukti efektif memperbaiki pertumbuhan jaringan sel saraf. Oleh karenanya menjaga pola hidup sehat dan konsumsi kombinasi vitamin B neurotropik dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan saraf,” terangnya.

Guna menyukseskan kesadaran akan pentingnya deteksi dini ini, P&G Indonesia telah menyediakan berbagai kegiatan, mulai dari seminar, check point di beberapa titik, edukasi melalui media sosial, hingga pemeriksaan melalui Neurometer yang dapat diakses melalui akun Instagram @neurobionid.

“Melalui rangkaian acara pada Neuropathy Awareness Week, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran tentang bagaimana gejala neuropati perifer dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang serta mendorong mereka untuk melakukan deteksi dini dan pengobatan tepat dengan asupan vitamin B neurotropik yang telah terbukti efektif,” tutup Anie Rachmayani, selaku Brand Director Personal Healthcare P&G Health Indonesia.