Beauty, seringkali kita abai akan kesehatan organ wanita, seperti gangguan hormonal. Di mana gangguan hormonal mempengaruhi gangguan produksi, regulasi, atau fungsi hormon dalam tubuh.

Gangguan ini bisa memicu berbagai masalah seperti infertilitas hingga menopause dini lho, Beauty. Jadi please jangan anggap remeh, yah!

Menurut Dr. dr. R. Muharam Natadisastra, Sp.O.G, RS Pondok Indah IVF Centre, ada tujuh gejala utama seorang wanita mengalami gangguan hormon.

"Gangguan hormon ini bisa dipicu berbagai hal seperti obesitas, resistensi insulin, pola makan, hingga gaya hidup yang tidak sehat,” kata dr. Muharam dalam acara tanya jawab bersama media, Senin (12/6/2023).

Lantas, apa saja tujuh gejala yang memengaruhi gangguan hormonal? Simak ulasan berikut yuk, Beauty! Antara lain:

• Gangguan menstruasi yang ditandai dengan siklus lebih pendek atau lebih panjang.
• Perubahan berat badan yang terjadi secara dinamis dan gak dipengaruhi oleh faktor lain.
• Perubahan pada kulit, menjadi berminyak atau berjerawat.
• Rambut rontok atau tumbuh bulu halus di area wajah.
• Gangguan tidur seperti sulit tidur atau tidur gak nyenyak.
• Perubahan mood atau suasana hati, menjadi lebih sensitif, cemas berlebihan, depresi, dan lain-lain.
• Mengalami masalah seksual yang berkaitan dengan berkurangnya hasrat seksual, fungsi seksual, kenikmatan, dan lain-lain.

Sedangkan faktor risiko gangguan hormon pada wanita antara lain: Bertambahnya usia, riwayat keluarga, stres, gaya hidup gak sehat, penggunaan obat-obatan tertentu dan gangguan autoimun serta pengaruh lingkungan.

Ditambahkan oleh dr. Muharam bahwa gangguan hormon pada wanita bisa berkaitan dengan hormon estrogen, progesteron, testosteron, prolaktin, tiroid, kortisol, dan hormon-hormon lain yang berperan dalam mengatur berbagai fungsi tubuh.

Sehingga, gangguan pada hormon bisa memicu infertilitas atau ketidaksuburan.

“Hormon-hormon reproduksi memainkan peran penting dalam menjaga fungsi normal sistem reproduksi pada pria dan wanita," jelasnya

"Gangguan hormon reproduksi memengaruhi berbagai aspek reproduksi, termasuk sel telur (ovulasi pada wanita) dan produksi sperma pada pria sehingga mengganggu kemampuan rahim untuk menopang kehamilan,” tutup dr. Muharam.