Menu

Pernah Nggak Beauty Sakit Hati Sampai Sesak Napas dan Nyeri? Ternyata Ini Penyebabnya, Simak Kata Ahli

19 Juni 2023 11:30 WIB

Ilustrasi wanita yang sesak napas (Pinterest/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, patah hati adalah sesuatu yang tak menyenangkan. Bahkan, patah hati bisa menimbulkan beragam masalah kesehatan secara fisik dan mental.

Sakit hati akibat patah hati rupanya berpengaruh besar terhadap kondisi otak. Lantas, apa penyebabnya?

Patah hati bisa dialami siapa saja dan penyebabnya bisa sangat beragam, seperti berpisah dengan pasangan, dikhianati oleh teman dekat, dan lainnya.

Saat dilanda patah hati, kita merasa sedih, stres, dan tak bersemangat. Stres yang berkepanjangan atau meningkat dari waktu ke waktu, dapat berakibat buruk bagi kesehatan.

Apa yang Terjadi pada Otak Saat patah Hati?

Para ahli setuju bahwa putus cinta dapat menyebabkan rasa sakit fisik dan efek kesehatan lainnya, tetapi penyebabnya masih belum jelas.

Dikutip dari Healthline, penelitian menemukan bahwa orang-orang yang baru saja putus cinta mengalami aktivitas otak yang serupa ketika diperlihatkan foto orang yang mereka cintai seperti yang mereka lakukan ketika mengalami sakit fisik. Para peneliti menyimpulkan bahwa penolakan serta rasa sakit emosional dan fisik, semuanya diproses di wilayah otak yang sama.

Menurut Meghan Laslocky, penulis buku tentang patah hati, hal ini bisa jadi karena sistem aktivasi simpatik dan parasimpatis dipicu secara bersamaan.

Parasimpatis sistem adalah bagian dari sistem saraf manusia yang menangani fungsi santai, seperti pencernaan dan produksi air liur. Bagian ini memperlambat detak jantung dan pernapasan.

Sistem saraf simpatik, di sisi lain, menyiapkan tubuh untuk beraksi. Ini adalah respons fight-or-flight yang mengirimkan hormon ke seluruh tubuh untuk meningkatkan detak jantung dan membangunkan otot.

Ketika keduanya dihidupkan secara bersamaan, masuk akal jika tubuh akan mengalami ketidaknyamanan, bahkan mengalami nyeri dada.

Patah Hati dan Broken Heart Syndrome

Ada kondisi yang dikenal dengan nama broken heart syndrome (sindrom patah hati) atau kardiomiopati Takotsubo.

Dikutip dari Harvard Health Publishing, broken heart syndrome adalah kondisi melemahnya ventrikel kiri (ruang pompa utama jantung), yang biasanya diakibatkan oleh stres emosional atau fisik yang parah, seperti sakit mendadak, kehilangan orang yang dicintai, kecelakaan serius, atau bencana alam.

Melihat penyebabnya, inilah alasan kondisi ini juga disebut kardiomiopati akibat stres atau broken heart syndrome.

Orang yang mengalami broken heart syndrome mungkin mengira dirinya mengalami serangan jantung karena kedua kondisi tersebut menyebabkan sesak napas dan nyeri dada.

Namun, broken heart syndrome tidak menyebabkan penyumbatan arteri koroner atau kerusakan jantung permanen. Kondisi ini pun biasanya bisa sembuh dan pulih dengan cepat.

Share Artikel:

Oleh: Nailul Iffah

Artikel Pilihan