Menu

Calon Orang Tua Wajib Tahu! Ini Serangkaian Pemeriksaan bagi Pria dan Wanita yang Mengalami Gangguan Kesuburan

08 Februari 2021 06:45 WIB

Ilustrasi pasangan yang memerhatikan hasil testpack. (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Bandung —

Untuk mendapatkan sebuah kehamilan, setidaknya ada tiga peristiwa penting yang harus dilewati. Proses tersebut adalah ovulasi, fertilisasi, dan implantasi. Kalau salah satu prosesnya nggak berjalan dengan baik, maka peluang untuk hamil menjadi menipis. 

Meski ketiga proses ini terjadi di dalam rahim, faktor kegagalan kehamilan bukan hanya karena ada gangguan pada wanita saja. Ketiga proses tersebut akan terganggu jika sperma yang dihasilkan kualitasnya kurang baik.

Dokter Aida Riyanti, Sp.OG-KFER, Mrep.Sc, menjelaskan, setiap permasalahan gangguan kesuburan bisa menimpa pria atau wanita, dan punya treatment yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut seperti yang ia ungkapkan dalam konferensi pers bertajuk “RS Pondok Indah IVF Centre, Harapan Baru untuk Miliki Buah Hati” yang dilaksanakan Kamis, (04/02/2021). 

Saat melakukan konseling awal, dokter akan menanyakan tentang gaya hidupmu dan pasangan. 

“Apakah merokok, kemudian apakah hubungan seksual dilakukan secara rutin. Akan ditanyakan juga mengenai pekerjaan. Apakah terpapar panas terus-menerus ataupun zat-zat yang berbahaya. Faktor usia juga merupakan poin yang sangat penting untuk melakukan tatalaksana pada pasien-pasien kita,” ujar dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi yang berpraktik di RS Pondok Indah IVF Centre ini.

Pemeriksaan pada Pria

Dokter Aida melanjutkan, pemeriksaan pada pria dilakukan dengan analisis sperma untuk melihat jumlah sperma, bentuk sperma, dan gerak sperma. 

Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat bagaimana bentuk dari sperma dan gerakan dari sperma dengan menggunakan kriteria World Health Organization (WHO). Dari pemeriksaan ini, akan dilihat apakah konsentrasi dari sperma tersebut cukup untuk menghasilkan sebuah kehamilan atau tidak.

“Konsentrasi yang diharapkan di atas 15 juta ml, kemudian bentuknya di atas 4% yang normal, dan juga progresivitas yaitu kecepatan bergerak secara progresif diharapkan berada di atas 32%,” jelasnya.

Pemeriksaan lainnya yang nggak kalah penting adalah pemeriksaan DNA. Dari 90% publikasi, ditemukan bahwa kerusakan DNA sperma berpotensi besar mengakibatkan gangguan kesuburan. Sehingga, dibutuhkan pemeriksaan yang lebih dalam.

Pemeriksaan pada Wanita

Pada wanita, dokter akan menanyakan riwayat hubungan seksual, riwayat pekerjaan, siklus haid, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan panggul. Pemeriksaan panggul dilakukan melalui USG transvaginal dan jika perlu akan dilakukan pemeriksaan hormonal.

Pemeriksaan khusus lain yang akan dilakukan pada wanita di antaranya adalah histerosalpingography, laparoskopi, dan histeroskopi.

Histerosalpingography 

Histerosalpingography adalah pemeriksaan di mana akan dimasukkan cairan kontras melalui vagina menuju serviks kemudian akan menuju saluran tuba falopi untuk mengetahui jika terjadi penyumbatan. 

“Kalau tidak ada sumbatan, maka cairan tersebut akan masuk ke dalam rongga panggul,” papar dr. Aida.

Laparoskopi 

Laparoskopi adalah operasi yang dilakukan untuk menilai saluran tuba dengan cara memasukkan cairan kemudian kita akan lihat cairannya masuk ke dalam atau tidak.

Histeroskopi

Histeroskopi adalah operasi menggunakan kamera untuk memeriksa rongga rahim, apakah terdapat masalah seperti polip ataupun miom.

Beberapa penyebab yang sering mengakibatkan gangguan kesuburan pada wanita yaitu gangguan kematangan telur, kista cokelat, kerusakan saluran telur, dan gangguan rahim. 

Pemeriksaan gangguan kematangan sel telur dilakukan melalui USG transvaginal dan pemeriksaan hormonal. Untuk kerusakan saluran telur, pemeriksaan akan dilakukan dengan histerosalpingography

“Seperti yang tadi saya sampaikan, kita akan dapat melihat cairan kontras tersebut bisa masuk ke dalam saluran telur yang berbentuk seperti pita ataukah dia akan berhenti di dalam rongga rahim yang itu terjadi pada kasus-kasus non paten. Kemudian bisa juga dinilai dengan laparoskopi, menggunakan cairan yang dimasukkan ke dalam serviks kemudian menuju ke saluran telur dan kita bisa lihat di dalam rongga panggul,” jelas dr. Aida.

Untuk kasus kista cokelat, dokter Aida menyebut 25-50% wanita yang mengalami infertilitas mengalami endometriosis atau kista cokelat. Seiring dengan itu, penelitian menemukan bahwa 30-50% wanita yang mengalami endometriosis juga biasanya mengalami infertilitas.

Selain kista, polip atau mioma juga bisa menyebabkan terjadinya gangguan pada proses implantasi sehingga menyebabkan gangguan kesuburan pada wanita.

Setelah semua pemeriksaan dilakukan, barulah dokter akan memutuskan tindakan apa yang selanjutnya akan dilakukan. 

“Mungkin bisa dilakukan pembedahan, mungkin bisa kita berikan obat menuju sel telur, kemudian inseminasi. Kalau tidak berhasil kemudian masuk ke bayi tabung. Juga pada gangguan sperma, jika gangguan ringan bisa dilakukan inseminasi dan jika gangguan berat bisa dilakukan program bayi tabung,” paparnya.

Semua treatment ini bisa kamu dan pasangan lakukan di RS Pondok Indah IVF Centre. Kamu dan pasangan nggak perlu khawatir, karena setiap kasus akan dilakukan personalisasi oleh dokter yang ahli di bidangnya dan dilihat treatment mana yang paling cocok untuk pasien.