Menu

Berkaca dari Kisah Rafathar yang Disebut Trauma hingga Tolak Ajakan Erick Thohir untuk Gandeng Pemain Argentina, Apa itu Trauma Masa Kecil?

21 Juni 2023 18:20 WIB

Rafathar dan Raffi Ahmad nonton langsung Piala Dunia Qatar 2022 (Instagram/@raffinagita1717)

HerStory, Jakarta —

Belum lama ini Tim Nasional (Timnas) Indonesia bertanding melawan skuat timnas Argentina (19/6/2023) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Ada sejumlah anak yang bertugas menggandeng para pemain untuk memasuki lapangan, termasuk cucu Presiden Joko Widodo, Jan Ethes.

Ternyata kesempatan yang sama juga ditawarkan kepada putra sulung Raffi Ahmad, Rafathar Malik Ahmad. Sempat senang, rupanya Rafathar memilih untuk menolak ajakan Erick Thohir untuk menggandeng pemain Argentina pada kesempatan itu.

Hal tersebut diungkapkan oleh Raffi Ahmad dalam salah satu acara TV swasta. Ia mengatakan bahwa sempat ada kejadian yang akhirnya membuat Rafathar enggan untuk berpartisipasi di pertandingan kali ini.

“Rafathar sudah senang, cuma tiba-tiba Rafathar nangis enggak mau karena Rafathar tuh dulu pernah ada rasa trauma. Bukan trauma lah, waktu itu kan aku punya tim bola RANS. Waktu itu pernah lawan Persija,” tutur Raffi. 

Ia mengatakan kekalahan tim RANS membuat Rafathar jadi bulan-bulanan kala itu. Memang, nama Rafathar sempat menduduki trending di media sosial dan dikaitkan dengan pertandingan RANS lawan Persija.

“RANS sama Persija main, terus tim aku kalah ya namanya juga bobotoh atau supporter tuh pas tim aku kalah, ‘Rafathar nangis, Rafathar nangis’,” tambahnya.

“Jadi Rafathar itu kemarin tadinya udah semangat, terus mungkin dia melihat aku kasih tahu ‘Rafathar nanti yang nonton Indonesia lawan Argentina nih banyak, nanti Rafathar gandeng pemain masuk ya’. ‘Oh banyak Pa, tapi nanti kalau misalnya Indonesia kalah terus aa diteriakin Rafathar gimana?'“ jelas Raffi Ahmad. 

Kasus tersebut kembali mecuat dan kini banyak netizen yang bersimpati kepada putra sulung Nagita Slavina tersebut. Pasalnya, Rafathar disebut mengalami trauma akibat olok-olokan bahkan merasa enggan untuk menggandeng pemain Argentina. 

Mengenal trauma masa kecil seperti yang dialami Rafathar

Melansir laman OurBetterWorld, trauma merupakan bentuk respon emosional seseorang terhadap sebuah kejadian ataupun rentetan peristiwa yang membuatnya tertekan dan membuatnya kesulitan dan mengatasinya.

Gak semua kejadian memberikan dampak atau trauma yang sama tiap orang. Bahkan, tiap orang mungkin memiliki trauma yang berbeda satu sama lain.

Ada beberapa tanda yang menunjukkan seseorang telah mengalami trauma. Salah satunya adalah perbedaan perasaan terhadap kejadian yang sama.

Penjelasan lebih mendalam di halaman selanjutnya!

“Jika kamu merasa gak mampu untuk bangkit dari kasur, gak lagi menyukai hal yang dulunya membuatmu senang, gak ingin berhubungan dengan orang lain atau berada di keramaian, gak sadar akan lingkungan sekitar, maka itu tandanya ada sesuatu yang gak beres,” ungkap Eve Teo, selaku psikoterapis di The Psychology Practice.

Trauma masa kecil merupakan sebuah luka yang disebabkan oleh kejadian buruk yang mungkin terjadi, baik sekali maupun berulang kali. Bisa saja anak merasakan kekerasan emosional maupun fisik atau menjadi saksi tindakan kekerasan yang terjadi pada orang lain.

Selain itu, trauma masa kecil juga dapat disebabkan oleh penelantaran keluarga atau mengalami perundungan serta marginalisasi dalam hidupnya.

Dalam hal menghadapi trauma ini, otak akan membentuk lapisan-lapisan untuk menutupi luka tersebut. Lapisan ini yang kelak akan membentuk sosok dewasa seperti apa anak yang mengalami trauma tersebut.

Akibat dari trauma yang gak mendapatkan penanganan tepat adalah terjadinya kecemasan yang parah, rasa bersalah yang mengekang, ketakutan, hingga isolasi diri. Kondisi ini juga dapat memengaruhi fisik sebab tubuh akan melepaskan hormon tertentu untuk melawan respon dari trauma.

Namun, jika hormon ini terus bertambah dan menumpuk, gak akan baik bagi tubuh. Secara fisik, orang yang mengalami trauma akan merasakan sensasi gak nyaman, sakit kepala, berkeringat gak wajar, masalah pencernaan, hingga mual.

Bahkan, anak yang mengalami trauma cenderung akan mengisolasi dirinya dari lingkungan. Sayangnya perilaku ini kerap dianggap sebagai pemberontakan hingga dicap sebagai anak problematik.

Oleh karena itu, trauma masa kecil gak boleh diabaikan, Beauty. Jika kamu mengalami kesulitan dalam mengatasi atau menghadapinya, sebaiknya cari bantuan ahli seperti psikolog ataupun psikiater untuk membantu kamu pulih.

Dalam kasus Rafathar, belum tentu anak sulung Raffi Ahmad itu mengalami trauma sebab belum mendapatkan diagnosa dari ahli. Kendati demikian, rasa gak nyaman yang ia alami muncul karena tindakan gak bertanggung jawab dari publik yang mana bisa jadi pemicu trauma.

Top Stories

Artikel Pilihan