Raffi Ahmad, Syahnaz, dan Jeje Govinda (Instagram/Edited by HerStory)
Kabar perselingkuhan figur publik Tanah Air tak henti-hentinya terkuak. Umumnya perilaku perselingkuhan disebabakan banyak faktor, salah satunya adalah keturunan.
Seorang Psikoterapis Klinis, Dr. LeslieBeth Wish mengungkapkan, emosi dan temperamen memiliki komponen genetik. Selingkuh merupakan perilaku maladaptif atau respons negatif merasa tak bahagia dalam suatu hubungan.
“Ini bisa terjadi karena seorang anak ‘menyerap’ apa yang dilakukan oleh orangtua mereka, saudara laki-laki, anggota keluarga, atau pengasuh,” ungkap Leslie, mengutip dari Insider, Kamis (22/6/2023).
Sebagai seorang anak, melihat bagaimana anggota keluarga menghadapi kecemasan, depresi, dan ketidakbahagiaan karena sesatu.
“Jika ibumu terlalu banyak makan, atau ayahmu berselingkuh dari ibumu, kamu melihat perilaku itu, kamu melihat suasana hati orangtuamu,“ tutur Leslie.
Lebih lanjut, para ilmuan menemukan, jika melihat perilaku seperti itu, anak akan memiliki sifat tak jujur atau menipu di kemudian hari. Ini dikaitkan dengan polimorfisme reseptor dopamin DRD4.
Itu merupakan gen yang bertanggungjawab atas sikap kecanduan terhadap hal buruk, seperti alkoholisme dan judi. Dalam sebuah studi pada 2010, peneliti di Universitas Binghamton di New York, menemukan, peserta yang memiliki jenis gen DRD4 tertentu lebih cenderung selingkuh.
SUNY Doctoral Diversity Fellow dan peneliti utama, Justin Garcia, merekrut 181 orang dewasa muda. Peserta diminta mengisi kuesioner tentang perilaku seksual mereka, serta menyerahkan sampel DNA yang akan diuji guna menentukan variasi DRD4 dalam DNA.
Menurut temuan yang diterbitkan dalam jurnal ‘Plos One’ setiap orang memiliki DRD4 rentan mencari sensasi. Mereka cenderung tertarik pada godaan yang tak seharusnya dilakukan, seperti selingkuh.
Gracia mengungkapkan, manusia secara alami tertarik pada aktivitas yang membuat mereka merasakan kesenangan. Namun menurut Garcia, orang yang memiliki gen DRD4 tertentu membutuhkan kebahagiaan lebih dari rata-rata orang.
“Orang dengan gen DRD4 membutuhkan lebih banyak rangsangan untuk merasa puas,” tutur Gracia.