Menu

Duh Ngeri! Dibalik Enaknya Sate, Ternyata Bisa Picu Kanker, Jangan Berlebihan Pas Iduladha ya Beauty!

26 Juni 2023 09:40 WIB

Ilustrasi sednag membuat sate. (Unsplash/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Hayoo siapa yang gak sabar mau makan daging sapi atau kambing saat lebaran nanti? Momen Hari Raya Iduladha memang paling dinantikan banyak orang, termasuk kamu kan, Beauty?

Hari Raya Iduladha rasanya gak lengkap kalau belum menyantap sate atau steak bersama kerabat, sahabat maupun teman sambil menikmati momen lebaran Iduladha tersebut.

Tapi tahukah kamu Beauty, menyantap olahan daging dengan cara dibakar seperti sate maupun steak memang lebih menggugah selera, Kan. Namun, sate atau steak dianggap bisa meningkatkan risiko kanker karena mengandung zat karsinogen.

Lantas, apa Itu zat karsinogen?

Dijelaskan oleh dr. Andhika Rachman, Sp.PD-KHOM, FINASIM, Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik Eka Hospital Cibubur, karsinogen merupakan zat kimia yang terbentuk melalui proses pembakaran.

"Zat karsinogen terbentuk saat daging dipanggang dengan temperatur tinggi dalam waktu panggang yang lama. Membuat daging sate atau steak tampak menghitam atau gosong. Nah, karsinogen ini bisa menyebabkan kerusakan sel yang mengakibatkan penyakit kanker," ucap dr. Andhika dalam keterangan persnya, Minggu (25/6/2023).

Saat makan sate atau steak, asam amino, gula, dan creatine dalam daging merah akan bereaksi pada suhu tinggi. Membentuk heterocyclic amines (HCAs) atau zat yang membentuk karsinogen.

Penjelasan lebih mendalam di halaman selanjutnya ya!

Jika dimasak dengan suhu tinggi, daging merah akan berubah jadi karsinogen, seperti sate atau steak yang dibakar dengan arang membuat kandungan zat karsinogen menjadi lebih meningkat.

Nah, buat Beauty yang ingin makan daging merah, disarankan oleh dr. Andhika, sebaiknya pilihlah daging merah yang masih segar, kemudian masak daging itu dengan cara yang sehat.

Hal tersebut lebih baik daripada mengonsumsi daging olahan pabrik. Oh iya, Beauty, mengolah daging merah dengan cara direbus atau dikukus, libih sehat daripada dipanggang atau digoreng, karena membuat zat karsinogen pada daging berkurang.

"Jika zat karsinogen masuk ke dalam tubuh, risiko kanker usus besar dapat terjadi. Gejala dari kanker usus besar adalah buang air besar (BAB) tidak tuntas, pendarahan, sering kram, lemas, dan penurunan berat badan tanpa alasan pasti," jelas dr. Andhika.

Berdasarkan kelompok usia, kanker usus besar terbagi dari dua yakni kelompok risiko rendah atau orang yang memiliki berat badan berlebih, sering memiliki masalah pencernaan dan memiliki gaya hidup sehat.

Sebaiknya, lakukan deteksi dini setiap lima tahun ketika berusia 45 tahun. Sedangkan kelompok dengan risiko tinggi merupakan orang yang memiliki sejarah kanker usus besar di keluarganya dan sebaiknya melakukan pemeriksaan ketika berusia di atas 30 tahun.

Bagaimana Agar Meminimalisir Zat Karsinogen?

  1. Rendam bumbu atau daging sebelum dimasak guna mengurangi kemungkinan makanan yang dibakar gosong.
  2. Buang lemak pada daging jika ingin mengonsumsi sate ayam atau kambing. Jika lemak terbakar, minyaknya bisa menetes dan menimbulkan asap serta mengasapi daging.
  3. Hindari membalikkan daging menggunakan garpu, sebaiknta gunakan penjepit. Jika terkena arang, bisa menimbulkan zat kimia yang mengasapi daging
  4. Jangan letakkan daging terlalu dekat dengan arang atau api. Sebaiknya, jangan letakkan langsung daging ke api.

Meski makan sate dan steak bisa meningkatkan kanker, tetapi ada beberapa langkah untuk meminimalisirnya.

Saat memanggang sate atau steak, usahakan jangan terlalu lama atau bahkan sampai menghitam (gosong).

Karena bisa menjadi pemicu utama meningkatkan terjadinya kanker. Selain itu, guna menekan risiko kanker hingga 25 persen, selingi makan daging dengan buah dan sayur, yah, Beauty!

Artikel Pilihan