Cokelat. (pinterest/freepik)
Makan sepotong cokelat memang selalu menyenangkan. Rasanya yang manis dan gurih sangat cocok dikonsumsi untuk menemani aktivitas harian.
Namun, banyak yang menganggap suguhan lezat itu menimbulkan sejumlah penyakit. Padahal sebenarnya cokelat adalah salah satu makanan yang menyehatkan, lho.
Nah biar kamu gak keliru, berikut ini 5 anggapan salah tentang cokelat yang sebenarnya hanya mitos, sebagaimana HerStory kutip dari NDTV, Jumat (7/7/2023).
Selama ini, banyak orang menganggap cokelat menjadi salah satu makanan pemicu gemuk. Padahal, mengonsumsi cokelat dalam jumlah tepat gak menyebabkan kenaikan kerat badan atau penumpukan lemak.
Cokelat hitam mengandung kaya nutrisi, seperti magnesium, zinc, kalsium, protein, dan fosfat. Nutrisi ini berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan, termasuk mebuang racun.
Cokelat batangan sebesar 40 gram sejatinya gak mengandung lebih dari 6 mg kafein. Jadi kamu gak perlu jika harus konsumsi cokelat bareng dengan kopi atau teh berkafein.
Nikmati cokelat bersama teh atau kopi dapat meningkatkan suasana hati lebih baik.
Ini adalah kesalahpahaman yang sering disebutkan. Padahal, menurut British Heart Foundation, individu dengan diabetes sebenarnya bisa tetap mengonsumsi cokelat.
Baiknya, konsumsi cokelat hitam yang tak memiliki kadar gula tinggi. Perhatikan komposisi pada produk cokelat dan hindari yang mengandung lemak tinggi karena bisa menyebabkan lonjakan glukosa darah.
Kepercayaan selanjutnya tentang cokelat adalah menyebabkan sakit kepala. Padahal, gak ada hubungan ilmiah antara keduanya.
Pemicu sakit kepala apabila seseorang mengonsumsi cokelat dengan kandungan gula tinggi secara berlebihan.
Beauty, sejak kecil kita sering diperintah untuk sikat gigi setelah makan cokelat. Faktanya, bukan cokelat yang menjadi penyebab gigi berlubang, tapi pati pada proses pengolahannya, seperti gula.