Menu

Pengidapnya Sering Sesak Napas, Yuk Kenali Penyakit Jantung Rematik yang Disebabkan oleh Bakteri!

10 Juli 2023 14:05 WIB

Ilustrasi kesehatan jantung. (pinterest/freepik)

HerStory, Jakarta —

Beauty apakah kamu pernah mendengar penyakit jantung rematik? Jika belum simak yuk ulasannya karena penyakit ini bisa menyerang siapa saja loh.

Untuk penyebabnya sendiri, mengutip dari Primaya Hospital, ternyata penyakit ini bisa terjadi 10-20 tahun setelah pengidapnya terinfeksi bakteri Streptococcus A  yang bikin demam rematik. Meski begitu, tak semua yang pernah mengalami demam rematik akan mengidap jantung rematik ya Beauty.

Sementara itu, salah satu gejala yang paling sering dirasakan oleh penderitanya adalah sesak napas.

Menurut dr. Talitha Najmillah Sabtiaari dalam diskusi di Alodokter menjelaskan jika kondisi jantung rematik itu terjadi peradangan kronis pada jantung.

"Penyakit jantung rematik merupakan kondisi di mana terjadi inflamasi atau peradangan yang bersifat kronis pada jantung akibat episode demam rematik yang baru muncul atau sudah berulang kali terjadi. Respon peradangan tersebut dapat terjadi di berbagai jaringan tubuh, termasuk pada jantung, yang lebih spesifiknya menyerang katup-katup pada jantung," ujarnya dalam diskusi tersebut.

Sementara itu, dr. Talitha pun menjelaskan jika hal tersebut bisa menyebabkan penderitanya sesak napas ketika beraktivitas maupun berbaring, kemudian akan juga merasakan nyeri dada, dan bengkak di tubuh.

Peradangan yang terjadi pada katup jantung itu pun menyebabkan aliran darah bocor sehingga ketika memompa darah, maka kinerja gak akan maksimal.

Jika kondisi ini terus dibiarkan maka bisa mengakibatkan gagal jantung hingga penumpukan cairan di paru paru.

" Lama kelamaan kondisi ini akan berakibat menjadi gagal jantung dan meningkatkan tekanan pada pembuluh darah di sekitar paru-paru, sehingga terjadi penumpukan cairan di paru-paru dan menyebabkan sesak napas. Hal ini dapat dirasakan terutama ketika penderita sedang beraktivitas dan sedang berbaring," lanjutnya lagi.

Untuk mendiagnosisnya sendiri, perlu ada pemeriksaan fisik dan tes darah agar hasilnya valid.

"Kondisi ini didiagnosis dari kondisi klinis pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pada jantung seperti USG jantung,EKG, rontgen dada, MRI, maupun tes darah untuk melihat respon peradangan. Kondisi ini diterapi dengan mencegah terjadinya demam rematik, dan bisa juga dengan tindakan operasi pada katup jantung untuk mengoreksi kerusakan pada katup jantung tersebut," ujar sang dokter lagi.

Artikel Pilihan