Ilustrasi minuman soda diet (Shutterstock/Edited By HerStory)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama Badan Internasional Penelitian Kanker (IARC) merilis bahaya pemanis aspartam. Selama ini, pemanis tersebut terkandung dalam diet soda atau makanan bebas gula lainnya, yang diklaim membantu menurunkan berat badan.
Pemanis aspartam disebut terkait dengan karsinogen, zat yang berpotensi menyebabkan kanker. IARC dan WHO mengidentifikasi hubungan antara aspartam dan kanker hati yang disebut karsinoma hepatoseluler.
Direktur Departemen Nutrisi dan Keamanan Pangan WHO, Dr Francesco Branca mengungkapkan, identifikasi ini dilakukan setelah meninjau 3 penelitian besar di Amerika Serikat dan Eropa, meneliti minuman yang dimaniskan secara artifisial.
"Kanker menjadi salah satu penyebab utama kematian secara global. Setiap tahun, 1 dari 6 orang meninggal karena kanker. Ilmu pengetahuan terus berkembang guna menilai faktor pemicu atau pemicu kanker dengan harapan dapat mengurangi jumlah korban manusia," kata Branca, dikutip HerStory dari WHO, Jumat (14/7/2023).
WHO menempatkan aspartam dalam kategori risiko karsinogenik bagi manusia. Pada Mei 2023, WHO menyarankan agar tak mengonsumsi pemanis buatan sebagai strategi penurunan berat badan.
Menurut WHO, pemanis aspartam belum ditemukan untuk mengurangi lemak tubuh dalam jangka panjang. Studi pada 2022 di Prancis menemukan, orang yang mengonsumsi aspartam berisiko lebih tinggi terkena stroke.
Menurut pedoman WHO sejak 1981, konsumsi maksimum harian aspartam 40 miligram. Lebih dari itu maka berpotensi terhadap risiko kesehatan.
“Orang dewasa dengan berat 70 kilogram yang minum lebih dari sembilan hingga 14 kaleng soda yang mengandung aspartam setiap hari melebihi batas berpotensi menghadapi risiko kesehatan," tutur Branca.
Sementara itu pada anak-anak, Branca mengingatkan, komsumsi soda yang dimaniskan dengan aspartam tak boleh melebihi 3 kaleng.
“Anak-anak yang mulai mengonsumsi aspartam di awal kehidupan mungkin menghadapi risiko kesehatan tinggi di kemudian hari. Namun ini diperlukan lebih banyak penelitian tentang paparan seumur hidup,” ucap Branca.
Food and Drug Administration memiliki batas yang sedikit lebih tinggi konsumsi aspartam, yaitu 50 miligram per hari untuk orang dewasa yang beratnya sekitar 59 kg.