Menu

Bisa Mengancam Kesehatan Janin dalam Kandungan, Ini 5 Gangguan Plasenta yang Mengancam Ibu Hamil, Cuss Intip Moms!

17 Juli 2023 10:40 WIB

Ilustrasi perut gatal saat hamil. (Freepik/sri_sakorn42)

HerStory, Jakarta —

Moms, saat hamil, sangat penting untuk selalu menjaga kesehatan. Hal ini supaya organ tubuh, seperti plasenta, dapat berfungsi dengan baik selama kehamilan.

Sebab, plasenta merupakan organ terpenting yang harus tetap sehat. Organ ini memiliki banyak fungsi, yang gak cuma mendukung kelangsungan hidup dan perkembangan janin selama masa kehamilan. 

Plasenta atau ari-ari bayi berkembang di dalam rahim selama masa kehamilan. Organ ini menempel pada dinding rahim di bagian atas atau samping serta terhubung dengan tali pusar bayi. 

Tahukah Moms, plasenta terbentuk sejak awal kehamilan, kira-kira 7-10 hari setelah pembuahan. Organ ini mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin, serta melindunginya dari penyakit.

Kendati demikian, fungsi plasenta bisa terganggu jika terdapat kelainan. Bila fungsi plasenta terganggu, kehamilan dan janin di dalam kandungan bisa terancam.

Nah, biar Moms lebih hati-hati, yuk kenali berbagai macam gangguan fungsi plasenta saat hamil, sebagaimana HerStory kutip dari siaran pers di laman resmi Kementerian Kesehatan, Senin (17/7/2023). 

1. Plasenta Previa

Gangguan fungsi plasenta pertama adalah plasenta previa. Ini merupakan kondisi ketika plasenta menutup sebagian atau seluruh serviks, jalan keluar untuk bayi saat lahir.

Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan vagina selama kehamilan atau saat proses persalinan. Akibatnya, proses persalinan terhambat yang bisa membuat nyawa Moms maupun si bayi terancam. 

2. Plasenta Abruptio

Gangguan fungsi plasenta plasenta abruptio atau solusio plasenta adalah kondisi ketika sebagian atau seluruh plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum melahirkan.

Kondisi ini terbilang berbahaya karena menyebabkan gangguan pada fungsi plasenta dalam menyalurkan nutrisi dan oksigen ke bayi. Plasenta abruptio bisa menimbulkan perdarahan hebat atau hingga persalinan prematur.

3. Plasenta Akreta

Penderita plasenta akreta mengalami plasenta tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim. Akubatnya Moms, sebagian atau bahkan seluruh plasenta sulit lepas saat melahirkan.

Kondisi ini bisa menyebabkan kehilangan banyak darah selama atau setelah melahirkan yang mengancam jiwa.

4. Plasenta Insufisiensi

Gangguan fungsi plasenta insufisiensi menjadi salah satu penyebab terhambatnya perkembangan janin. Tahukah Moms, kondisi ini membuat plasenta gak perfungsi selama kehamilan. 

Plasenta insufisensi membuat bayi kekurangan oksigen dan nutrisi selama berada dalam kandungan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh gangguan kesehatan Moms, seperti anemia, diabetes, hipertensi, kebiasaan merokok, dan efek samping obat-obatan. 

5. Retensio Plasenta

Retensi atau retensio plasenta adalah kondisi ketika plasenta gak mau keluar hingga 30 menit setelah melahirkan. Penting Moms ketahui, ini disebabkan terhalangnya serviks yang masih menempel pada rahim.

Kondisi ini bisa menyebabkan infeksi parah atau kehilangan darah sehingga mengancam jiwa. Oleh sebab itu, penting untuk Moms menjaga gaya hidup sehari-hari, terutama saat hamil. 

Jangan lupa mengonsumsi makanan dengan zat besi, untuk meningkatkan volume darah dalam tubuh agar plasenta befungsi dengan baik. Hindari pola hidup negatif, seperti merokok, minum alkohol, dan kebanyakan junk food. 

Makanan kaya zat besi, antara lain daging merah, ayam, ikan, kacang-kacangan, dan sayuran hijau. Makanan ini juga membantu mencegah anemia defisiensi besi, kondisi umum selama kehamilan.