Menu

Apasih Bedanya Bayi Tabung dan Inseminasi? Begini Penjelasan Pakar Moms

18 Juli 2023 12:11 WIB

Dea Ananda dan Ariel berhasil mendapatkan momongan setelah melalui proses panjang dalam program kehamilan bersama Pusat Fertilitas Bocah Indonesia melalui proses IVF atau bayi tabung. (Bocah Indonesia/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Kehadiran buah hati di tengah keluarga, menjadi dambaan sebagian pasangan suami istri. Pasalnya, kehadiran buah hati mampu membuat kehangatan di dalam keluarga.

Namun, untuk sebagian pasangan sulit memperoleh anak dalam proses yang murni. Hal tersebut karena adanya gangguan kesuburan yang dialami salah satu dari pasangan.

Buat Moms yang mengalami ganguan kesuburan, bisa mencoba dua metode yang banyak dianjurkan dokter. Misalnya metode inseminasi dan bayi tabung.

"Keduanya merupakan metode fertilisasi yang dapat dilakukan oleh pasangan suami istri tanpa melakukan hubungan badan," ungkap dr. Malvin Emeraldi, Sp.OG, Dokter Spesialis Kandungan RSIA Family dalam siaran pers, Senin (17/7/2023).

Nah, Moms, berikut perbedaan dari inseminasi dan bayi tabung yang dijelaskan oleh dr. Malvin, antara lain:

1. Inseminasi

Inseminasi atau Intrauterine Insemination (IUI) merupakan metode fertilisasi buatan. Di mana sel sperma akan dimasukan langsung melalui vagina ke dalam rahim wanita. Sehingga mempersingkat waktu perjalanan sperma ke sel telur.

Penggunaan inseminasi dilakukan pada pasangan yang memiliki kesulitan dalam mencapai kehamilan dengan cara fertilisasi normal maupun ketidakmampuan untuk melakukan hubungan seksual karena keterbatasan fisik maupun psikologis.

Dalam proses ini, dokter akan memisahkan sel sperma dengan cairan mani dan seluruh sampel sperma yang diambil akan dimasukan langsung ke dalam rahim menggunakan spekulum untuk membuka vagina.

Kemudian, sel sperma akan disuntikan melalui selang kateter yang telah dimasukan ke dalam rahim, dengan itu proses fertilisasi tetap dilakukan di dalam rahim wanita.

Proses ini hanya membutuhkan waktu beberapa menit hingga jam. Biasanya, Moms diperbolehkan untuk langsung pulang setelahnya. Dokter akan menjadwalkan konsultasi lebih lanjut untuk melihat apakah proses inseminasi bekerja dengan baik atau tidak.

2. Bayi Tabung

Sedangkan bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) merupakan proses fertilisasi di mana dokter akan menggabungkan sel sperma pria dan sel telur wanita dan melakukan proses fertilisasi di dalam laboratorium atau di luar rahim.

Dalam metode ini, dokter akan mengambil sel sperma pria dan sel telur wanita dan akan menyuntikan langsung sperma ke dalam sel telur untuk pembuahan dapat terjadi. Hasil fertilisasi akan dipantau dalam inkubasi laboratorium dan diawasi perkembangannya oleh dokter, apabila proses pembuahan berhasil maka embrio akan terbentuk.

Kemudian dokter bisa mengambil beberapa atau semua embrio yang berhasil mengalami pembuahan dan memasukkannya ke dalam rahim, sehingga embrio dapat berkembang dengan baik di dalam rahim.

Berbeda dengan inseminasi, proses bayi tabung memerlukan langkah dan proses yang lebih lama. Sehingga proses ini memerlukan persiapan serta pertimbangan yang lebih matang bersama dokter.

Bayi tabung biasanya direkomendasikan untuk pasangan yang menghadapi situasi berikut:

  • Infertilitas pada pria yang parah.
  • Saluran tuba yang tersumbat.
  • Telah melakukan proses inseminasi namun gagal.
  • Kekhawatiran tentang mewariskan kelainan genetik tertentu.
  • Gangguan organ reproduksi seperti miom, kista, endometriosis.
  • Gangguan masa subur.

Lantas, Metode Apa yang Lebih Cocok?

Inseminasi dan bayi tabung masing-masing memiliki peran unik dalam mengatasi program infertilitas. Sebelum menentukan metode yang terbaik, dokter akan membantu Moms dan pasangan melalui beberapa tes.

Tak hanya itu, kondisi fisik dan faktor lainnya untuk membantu Moms dan pasangan menentukan pilihan mana yang terbaik untuk program fertilitas yang akan dipilih.

Pada inseminasi, prosesnya dapat dilakukan lebih cepat dan efektif. Biasanya dokter merekomendasikan metode ini jika Moms dan pasangan memiliki masalah disfungsi seksual.

Seperti gangguan ereksi pada pria, ataupun penyebab infertilitas lain yang belum diketahui penyebabnya dengan pasti. Proses inseminasi juga jlebih murah daripada bayi tabung dan juga merupakan prosedur yang tidak terlalu invasif.

Namun inseminasi mungkin kurang efektif bagi beberapa pasangan dengan gangguan fertilitas, seperti kualitas sperma buruk atau telah berhasil mengandung namun selalu mengalami keguguran. Dokter juga dapat merekomendasikan bayi tabung apabila Moms telah melakukan proses inseminasi berulang kali, tetapo tidak menunjukan hasil yang memuaskan.

Proses bayi tabung mungkin membutuhkan persiapan, waktu, serta biaya yang lebih besar, tapi bayi tabung memiliki persentase keberhasilan bayi tabung secara umum tanpa melihat usia, dan indikasi adalah sekitar 40% - 50%.

Untuk inseminasi hanya 10% - 20gan catatan tidak ada masalah pertemuan sperma dengan sel telur dalam perut ibu. Namun suksesnya program fertilitas juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya seperti usia, penyebab ketidaksuburan, hingga riwayat kehamilan sukses sebelumnya.

Share Artikel:

Oleh: Nailul Iffah

Artikel Pilihan