Menu

Si Kecil Alami GERD? Dokter Bagikan Tips Ampuh untuk Mengatasinya Moms, Jangan Sampai Di-skip..

21 Juli 2023 12:00 WIB

Illustrasi Anak Alami GERD (Freepik/Edited By HerStory)

HerStory, Jakarta —

Gastroesophageal Reflux Disease atau GERD adalah penyakit yang disebabkan oleh berbaliknya aliran asam lambung ke kerongkongan, tenggorokan, hidung, mulut, bahkan paru-paru. Berbaliknya asam lambung tersebut diakibatkan gangguan pencernaan pada lambung.

"Gejalanya berupa rasa panas di dalam dada, mulut pahit, rasa asam karena berbaliknya makanan sekaligus asam lambung ke mulut, sulit menelan, bahkan sakit menelan," dr. Duddy Mulyawan I. K. Djajadisastra, Sp. P. D, Subsp. G. E. H kepada HerSory, Kamis (20/7/2023).

Meskipun dokter mendiagnosis GERD dengan mengetahui gejala dan tanda saat pemeriksaan fisik, perlu dipastikan dengan pemeriksaan yang dianjurkan. Sayangnya, tak ada “gold standard” untuk mendiagnosis GERD.

Ada penderita GERD yang membutuhkan pemantauan pH di tenggorokan selama 24 jam, bahkan menilai kemampuan peristaltik atau gerakan tenggorokan.

"Sebagian besar pasien cukup dengan tindakan gastroskopi untuk memastikan GERD," ungkap dr Duddy pada HerStory, Kamis (20/7/2023).

Seluruh perangkat medis untuk mendiagnosis GERD tersedia di RS Pondok Indah Group, mulai dari pemeriksaan rontgen, gastroskopi, transnasal esophagoscopy, manometri, dan juga ambulatory pHmetri. Sedangkan penanganan pada kondisi GERD yang sudah dalam tahap berat adalah pembedahan minimal invasive, yakni dilakukan pengikatan pada kerongkongan bagian bawah secara laparoskopi maupun endoskopi.

Kebiasaan sehat yang bisa memperkecil risiko terjadinya GERD adalah makan tepat waktu dalam jumlah relatif tetap. Selain itu, mengatur workflow untuk menghindari stres, hindari kebiasaan minum soda dan alkohol, hindari konsumsi makanan yang pedas dan terlalu merangsang munculnya asam lambung.

Biasanya penanganan GERD pada orang dewasa dan anak-anak berbeda. Perhatian orang tua terhadap anak menjadi kunci penyembuhan. Di mana orang tua mengenali faktor apa yang memicu kekambuhan GERD dan melakukan upaya untuk menghindarinya.

Perubahan perilaku berisiko pada dewasa serta kepatuhan minum obat dan mematuhi saran dokter adalah kunci penyembuhan GERD pada dewasa. Untuk obat dan terapi invasif disesuaikan dengan kondisi klinis yang dihadapi.

Anak yang berusia di bawah 2 tahun cukup lazim mengalami GER – Gastroesophagel Reflux, belum sampai menjadi GERD - Gastroesophagel Reflux Disease.

Anak yang habis menyusui, sering mengalami "gumoh", yaitu keluarnya sebagian ASI/susu yang sudah diminum melalui mulut. Jika keluhan itu berlangsung lama, bisa jadi anak enggan minum ASI dan dapat menyebabkan penurunan berat badan.

Hal yang harus dilakukan orangtua saat mendapati anak terkena GERD adalah mengatur waktu makan secara disiplin. Jangan beraktivitas berlebih saat makan, dan posisi anak tetap tegak.

Moms, jangan biarkan anak tidur telentang setelah makan, tenangkan anak saat rewel,  jangan ikutan panik, cari tahu keluhan yang dirasakan anak secara teliti dan coba untuk menangani sesuai nasihat dokter.

Batasi jenis dan jumlah makanan, serta waktu makan jika anak sudah bisa memilih makanan sendiri. Bawalah ke dokter spesialis anak konsultan gastroenterohepatologi anak untuk mendiskusikan penanganan yang tepat.

Share Artikel:

Oleh: Nailul Iffah