Beauty, hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit mematikan yang dianggap 'silent killer' karena sering dialami tanpa keluhan.

Umumnya, hipertensi juga menjadi penyebab penyakit mematikan lain seperti penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. 

Salah satu penyebab tekanan darah tinggi pada seseorang adalah tingkat konsumsi garam harian yang berlebihan. 

Padahal kita dianjurkan hanya mengonsumsi garam sebanyak 5 gram per hari. Sehingga bagi penderita hipertensi disarankan untuk mengurangi asupan garam harian. 

Lantas, apakah mengurangi garam bisa membuat kita terhindar dari hipertensi? 

Dijelaskan oleh dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal-hipertensi dr Tunggul D Situmorang, SpPD-KGH, bahwa membatasi jumlah konsumsi garam tidak cukup mencegah hipertensi. 

"Jadi dengan hanya membatasi konsumsi garam itu tidak cukup untuk mencegah penyakit hipertensi. Karena banyak faktor yang harus diperhatikan," ucap dr Tunggul beberapa waktu lalu. 

dr. Tunggul menjelaskan ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami hipertensi, salah satunya berat badan berlebihan dan jarang berolahraga.

"Memiliki keluarga yang mengidap hipertensi juga meningkatkan risiko. Jadi harus memperhatikan keseluruhannya. Kalau misalnya gemuk, jadi bukan hanya garam saja. Perlu rutin olahraga juga salah satu pencegahannya," jelas dr Tunggul.

Selain itu, dr Tunggul mengatakan bahwa hipertensi merupakan penyakit yang dapat dicegah. Di mana masyarakat bisa mengubah gaya hidup sehat agar hipertensi tidak berdampak lebih parah bagi kesehatan. 

"Harus disadari hipertensi itu bisa dicegah. Kalau dia sudah didiagnosis, hipertensi itu bisa dikendalikan. Kendalikan tekanan darahmu sebelum hipertensi yang mengendalikan," ujar dr Tunggul. 

Parahnya, jika tidak ditangani sedini mungkin, hipertensi bisa merusak organ tubuh lainnya. 

"Bila tak ditangani, hipertensi bisa merusak organ lainnya seperti pada pembuluh darah, jantung, ginjal, otak, mata semua kena kalau sudah hipertensi. Kalau sudah kena, mengembalikannya pasti susah," tutup dr Tunggul.