Menu

Gak Boleh Asal, Ini 3 Tips Memilih Mainan untuk Anak dari Psikolog, Simak Yuk Moms!

26 Juli 2023 19:05 WIB

Press Conference Dukungan Mainan Edukatif 16 PAUD, Kabupaten Malaka, NTT, di Neo Soho Mall, Jakarta Barat, Rabu (26/7/2023).

HerStory, Jakarta —

Moms, pada usia 0-5 tahun adalah masa golden age anak yang sangat penting untuk diperhatikan dalam setiap tumbuh kembangnya. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam proses stimulasinya, salah satunya adalah jenis mainan untuk anak. 

Psikolog Klinis Brawijaya Hospital Duren Tiga, Firman Ramdhani mengungkapkan, mainan merupakan media pembelajaran utama untuk melatih otak dan kemampuan fisik si kecil. Sebab itu, Moms harus memilih mainan yang aman dan sesuai agar stimulasi anak optimal. 

“Salah satu manfaat bermain adalah melatih sosial-emosional anak. Selain itu, juga membangun secure attachment anak dengan orangtua, sehingga kemampuan regulasi emosi anak terlatih,” tutur Firman, saat ditemui HerStory, di kawasan Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat, Rabu (26/7/2023).  

Nah Moms, biar stimulasi si kecil berjalan optimal, berikut ini tips memilih mainan untuk anak dari Psikolog Klinis Brawijaya Hospital Duren Tiga, Firman Ramdhani. 

1. Pilih Mainan yang Aman

Moms, hal utama harus diperhatikan saat memilih mainan untuk anak adalah keamanan. Baiknya, beli mainan yang sudah berlogo Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga terjamin keamanannya. 

“Secara umum mainan harus aman safety gak mengandung bahan bahaya. Karena anak itu, meski sudah lewat fase oral anak masih suka masukin mainan ke mulut dan itu bahaya. Jadi hindari mainan berpartikel kecil seperti lego, gak boleh untuk anak umut di bawah 3 tahun,” tutur Firman. 

2. Mainan yang Melatih Sensory

Tips memilih jenis mainan untuk anak selanjutnya adalah yang melatih sensory. Gak hanya menyenangkan, mainan yang melatih sensory akan membantu stimulasi lebih optimal.  

“Mainan yang baik itu yang menstimulasi sensory. Saat anak awal tumbuh butuh input sensory, mulai dari visualnya, ada warnanya, dari teksturnya, dari gerakan mainannya. Itu bisa menstimulasi sensory pada anak. Tanpa disadari permainan itu melatih banyak koneksi-koneksi di otak anak,” ungkap Firman. 

3. Mainan yang Meningkatkan Interaksi

Firman mengatakan, saat bermain baiknya anak melakukannya bersama orangtua atau temannya. Cara ini melatih interaksi sosial anak. 

“Moms pilih mainan yang meningkatkan interaksi, misal mainan yang bisa dimainkan berdua sama orangtuanya. Jadi anak bisa tumbuh human interactionnya. Misal main bola. itu anak harus main sama orangtua atau temannya. kalau sendiri dia gak bisa,” kata Firman. 

“Ada penelitian mengungkap, ketika orang bermain catur online dan ada lawannya secara langsung otak lebih lancar saat ada lawannya langsung daripada online. Ini juga berlaku pada anak yang berinteraksi langsung,” tutup Firman. 

Share Artikel:

Oleh: Ummu Hani

Artikel Pilihan