Beauty, belakangan udara di perkotaan menjadi polusi udara terburuk di dunia. Hal ini tentu memicu munculnya berbagai masalah kesehatan.

Berdasarkan laporan "World Air Quality 2022: Region & City PM 2.5 Ranking" Jakarta berada di urutan ke-20 sebagai negara dengan tingkat polusi terburuk di dunia. Di mana kadar PM 2,5 yang tercatat sebesar 36,2 mikrogram per meter kubik atau tujuh kali lebih tinggi dari standar WHO.

Berbagai masalah kesehatan yang mungkin terjadi antara lain kesehatan paru dan kulit wajah. Pasalnya, kulit wajah yang terpapar udara buruk bisa mengalami gangguan kesehatan.

Sehingga, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Dhelya Widasmara, SpKK, menyarankan masyarakat untuk melakukan beberapa treatment dalam mengatasi polusi udara pada kulit.

Beauty, setidaknya ada tiga hal yang wajib dilakukan setelah terpapar polusi udara, yaitu mencuci wajah, menggunakan pelembab dan tabir surya. Mencuci wajah dengan sabun setelah beraktivitas bertujuan untuk menjaga kebersihan wajah.

"Kebersihan kulit jadi faktor utama timbulnya jerawat. Gak rutin cuci muka, pori-pori bisa tersumbat. Apalagi terkena polusi dan makeup yang nempel,"ungkap dr Dhelya pada media briefing virtual beberapa waktu lalu.

Sabun cuci muka wajib disesuaikan dengan tipe kulit masing-masing, seperti kulit normal, kering, berjerawat, atau kombinasi. Gunakan moisturizer atau pelembab yang berfungsi mempertahankan kelembaban kulit.  Selain itu, moisturizer juga berfungsi menutrisi kulit dan melindungi dari polusi.

Dan menggunakan tabir surya atau suncreen. Di mana tabir surya menjadi pelindung dari sinar matahari secara langsung. Di Indonesia, dianjurkan menggunakan suncreen dengan SPF minimal 30. 

"Dianjurkan untuk penggunaan ulang 4 jam sekali. Waktu ideal pemakaian adalah 15-30 menit sebelum pergi ke luar rumah. Beri waktu agar menyerap kulit," tutup dr Dhelya.

Sebaiknya, balurkan tabir surya secara merata di wajah dan leher yang sering terkena sinar matahari guna mencegah penunaan dini dan menjaga kulit tetap sehat.