Billie Eilish mempunyai nama lengkap bajak laut (Youtube/Billie Eilish)
Pengakuan Billie Eilish yang kecanduan pornografi sejak usia 11 tahun menghebohkan jagat internet. Bahkan, Billie mengungkapkan, film porno membuat otaknya menjadi rusak dan mengubah pandangannya terhadap kehidupan serta hubungan.
Tak cuma itu, Billie sempat mengakui kondisinya yang justru merasa keren saat menonton film porno. Padahal Beauty, itu merupakan salah satu tanda kecanduan porno yang berdampak buruk bagi kepribadian di masa depan.
Materi seksual eksplisit memicu neuron di otak yang terlibat dengan proses bagaimana seseorang meniru perilaku. Sistem neuron ini memicu gairah yang mengarah pada ketegangan seksual.
Seorang Dokter Keluarga Osteopatik, Marysia Weber mengatakan, kecanduan pornografi dapat lebih mudah berkembang daripada paparan narkoba dan alkohol. Sebab, menonton porno melibatkan indra paling sensitif pada manusia, yaitu mata.
“Pornografi bahkan lebih adiktif daripada kecanduan narkoba karena gambarnya langsung disimpan dalam memori dan imajinasi yang tetap lama setelah melihat pornografi internet, mengubah struktur dan fungsi otak," kata Weber, dikutip dari News Wire, Selasa (8/8/2023).
Seperti dijelaskan sebelumnya Beauty, banyak materi eksplisit tak wajar dari konten pornografi. Nah, ini memicu keinginan berlebih terhadap seks.
Melihat konten pornografi membuat seseorang ingin melihat adegan yang lebih baru dan ekstrem. Seseorang yang kecanduan koten pornografi cenderung menuntut pasangannya untuk mengikuti fantasinya.
"Pornografi internet membuat orang menginginkan lebih dan lebih. Seiring waktu, indra Anda merasa bosan dan lebih sulit untuk menemukan kesenangan dalam gambar, atau bahkan dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Weber.
Dalam jangka waktu panjang, ada kemungkinan orang kehilangan minat dalam melakukan seks dengan pasangannya. Ini disebabkan keinginan yang berlebih terhadap adegan seksual.
Jika keinginan tersebut tak tercapai, seseorang perpotensi mengalami gangguan mental, seperti kecemasan hingga depresi.
“Pecandu porno bisa saja tak selalu menyukai apa yang mereka lihat, yang berkontribusi pada gejala kecemasan dan depresi,” ucap Weber.
Adapun kelompok yang paling berisiko saat kecanduan pornografi adalah remaja laki-laki. Sebab selama remaja, otak masih berkembang dan pornografi dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
"Anak laki-laki menunjukkan lebih banyak minat pada pornografi yang menyimpang dan ilegal. Ini lebih mungkin untuk berakting daripada orang dewasa yang lebih tua," kata Weber.
Kecanduan pornografi memiliki efek negatif yang kuat pada keluarga dan pernikahan. Pecandu tak dapat menunjukkan emosi dengan kasih sayang fisik, termasuk seks.
Bahkan parahnya, pecandu pornografi jauh lebih mungkin untuk tak setia kepada pasangan mereka. Sebab, rasa puas pecandu pornografi tak akan ada habisnya.