Menu

Usia 20-30 Tahun, Ingin Susun Rencana Keuangan? Bisa, Dong! Yuk, Intip Prinsipnya!

19 Februari 2021 18:45 WIB

Ilustrasi orang sedang mengitung uang (Unpslash/Artem Beliakin)

HerStory, Tangerang —

Usia 20-30 tahun memang merupakan usia yang tepat buat kamu untuk mulai melek soal keuangan. Pada usia ini, kebanyakan dari kita sudah memiliki penghasilan tetap yang bisa diolah lebih lanjut.

Pada rentang waktu 10 tahun ini, kamu juga akan mengalami momen-momen penting yang tentunya memengaruhi kondisi finansialmu juga seperti mulai bekerja, mulai usaha, atau bahkan menikah.

Nah, karena itu, kita harus mempersiapkan pondasi keuangan yang kokoh. Pondasi ini tentunya bukan hanya tentang penghasilan tetapi juga tentang literasi dan perencanaan keuanganmu di masa mendatang.

Enggak harus mempunyai uang banyak untuk merencanakan keuangan, lho! Uang adalah tanggung jawab kita, mau minimalnya besar atau kecil.

Perencanaan keuangan ini bisa kamu lakukan sendiri atau berdua dengan pasangan jika sudah menikah dan membangun rumah tangga bersama. 

Karena usia enggak bisa terulang lagi, yuk, manfaatkan waktu sejenak untuk membahas prinsip perencanaan keuangan yang dilansir dari rekan sindikasi Herstory, Finansialku.com!

Cashflow Management

Basic thing to know is cashflow management! Pastikan pemasukanmu lebih besar dari pengeluaranmu, jangan terbalik, lho! Meskipun simpel, hal ini sebenarnya lumayan sulit untuk diterapkan. 

Cashflow management harus kamu lakukan dengan baik mengingat sekarang lagi jaman banget nih cashless payment dimana kamu enggak perlu susah-susah pakai uang kertas untuk melakukan transaksi.

Tinggal klik accept, sudah terbayar, deh! Belum lagi kalau ada diskon, mata pasti gatal untuk membeli walaupun sebenarnya kita enggak butuh bahkan enggak ingin membelinya.

Jadi, ada baiknya mulai saat ini  kamu membuat spending plan dimana semua pengeluaran direncanakan di awal dan dibuat post–postnya terlebih dahulu.

Untuk mencatatnya, kamu bisa gunakan aplikasi Finansialku atau aplikasi lain yang Finansialku rekomendasikan. 

Baca Juga: Baru Gajian, Bingung Uang Habis Kemana? Yuk, Intip 10 Aplikasi Keuangan Terbaik Ini!

Safety Net

Jaring pengaman ini gunanya untuk menjadi bumper yang akan melindungi kita kalau terjadi keadaan darurat misalnya PHK, ada keluarga yang sakit atau kejadian yang enggak terduga lainnya.

Gimana caranya punya jaring pengaman ini, ya? Caranya adalah dengan mempunyai dana darurat di instrumen khusus seperti tabungan atau deposito sebesar 6-12 kali pengeluaran dan juga mempunyai asuransi. Pastikan juga kamu punya asuransi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuanmu, ya!

Realisasikan Tujuan Keuanganmu!

Banyak dari kita di usia 20-30 tahun mempunyai berbagai macam tujuan keuangan, tapi sedikit dari kita yang betul-betul merencanakan dengan serius.

Salah satu cara merencanakan keuangan dengan serius yaitu menghitung tujuan keuangan kita dengan angka yang tepat, agar jadi mudah dicapai.

Nah, gimana caranya untuk mencapai tujuan itu, ya? Kamu harus menentukan dalam waktu berapa lama, menyisihkan uang berapa banyak dan diinvestasikan di mana agar tujuan yang kita tetapkan dapat tercapai.

Apabila terdapat gap antara jumlah yang harus disisihkan dengan penghasilan kita, maka kita jadi tahu income berapa yang hendak kita tuju dan pastinya bakalan bikin kita jadi tambah semangat untuk bekerja. Cobain deh!

Keajaiban Compound Interest

Compound interest merupakan metode investasi dengan menggulungkan return investasi secara terus menerus bertahun-tahun.

Bayangkan misalnya saat ini membuka deposito sebesar Rp 100 juta dengan bunga 5% per tahun, dalam waktu 10 tahun, uangmu akan berkembang menjadi Rp 162 juta, dalam 20 tahun menjadi Rp 265 juta, dalam 30 tahun menjadi Rp 432 juta, dan dalam 40 tahun menjadi Rp 703 juta.

Nah, jadi, makin panjang waktumu berinvestasi, makin banyak juga kesempatan uangmu untuk berkembang!

Jangan Lupa Evaluasi!

Semua perencanaan keuangan harus dievaluasi secara berkala. Misalnya setiap 1 bulan atau 3 bulan atau 6 bulan sekali, kita harus melihat relevansi planning yang kita buat.

Contohnya apakah dengan kondisi saat ini cocok untuk investasi di saham atau di obligasi, apakah sebaiknya dilakukan switching instrumen?

Selain itu misalnya dalam hal asuransi, pada waktu single mungkin kita enggak terpikir untuk beli asuransi jiwa, tapi setelah menikah, sebaiknya kita langsung membeli asuransi jiwa karena kita bukan lagi menanggung diri sendiri tapi juga menanggung keluarga kita.

Maka itu, evaluasi sangat penting karena kehidupan terus berjalan dan berubah seiring waktu. Bagaimana, sudah mau mulai melakukan perencaan keuangan? Yuk, mulai dari sekarang!