Sampah plastik yang siap diolah Tridi Oasis di pabrikya, di kawasan Tangerang, Banten, Selasa (25/10/2022). (Riana/HerStory)
Beauty, tahukah kamu sampah elektronik bisa berdampak buruk pada kesehatan jika dibiarkan atau dibuang bukan pada tempat yang tepat. Pasalnya, di dalam sampah elektronik terdapat beberapa komponen yang beracun.
Dijelaskan oleh Widayati S.Hut, M.Si, Ketua Kelompok Kerja Sampah B3 Direktorat Penanganan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, terdapat tiga jenis sampah, yaitu sampah rumah tangga, sampah yg sumbernya dari fasilitas umum, sampah spesifik.
"Sampah spesifik adalah sampah yang mengandung sampah b3 atau sampah elektronik. Semua sampah yang menggunakan listrik dan sudah tidak terpakai itu termasuk sampah elektronik. Ini berbahaya karena mengandung racun," jelas Widayati dalam media brief bersama ACE, Selasa (22/8/2023).
Namun, masih banyak masyarakat yang belum teredukasi mengenai pengelolaan sampah elektronik. Bahkan, jumlah sampah elektronik dari rumah tangga terus bertambah setiap tahunnya. Dan sampah elektronik tersebut masih belum dikelola dengan baik.
“Dalam kajian studi yang KLHK lakukan tahun 2021 porsi sampah elektronik yang bersumber dari rumah tangga terus bertambah. Walaupun porsinya masih lebih banyak sampah rumah tangga organik, tapi diperkirakan tahun 2030 mencapai 12 ribuan ton,” lanjut Widayati.
Ditambahkan oleh Widayati, sampah yang tidak dipilah dan dikelola dengan baik, maka proses daur ulangnya tidak tepat. Terkadang, pengepul skala kecil mendaur ulang sampah tanpa mengikuti tahapan yang bener.
"Misalnya kita sudah sisihkan batu baterai dan lampu. Kemudian kasih ke tukang loak, nanti tukang loak kirim ke pengepul lain yang kemudian mereka bakar sampahnya. Hal itu bisa berdampak ke kesehatan orang sekitarnya,” tutur Widayati.
Ditegaskan oleh Widayati, kini KLHK tengah menyusun regulasi untuk rumah tangga agar bisa memilah dan menyerahkan sampah elektronik ke pengelola untuk didaur ulang dengan syarat dan prosedur yang berlaku.
“Ini menjadi PR KLHK dan Kementerian Perindustrian untuk mengedukasi dan membina pengelolaan sampah elektronik yang tepat,” ungkap Widayati.
Melihat hal tersebut, ACE mengadakan progra. “Bisa Baik dengan ACE” untuk mengurangi dampak negatif sampah elektronik pada lingkungan. Teresa Wibowo, Direktur ACE mengungkapkan Program Bisa Baik dengan ACE ini tentunya juga sebagai dukungan ACE terhadap Pemerintah dalam menjaga lingkungan di Indonesia agar tetap lestari.
"Kami berharap masyarakat luas dan juga pelanggan mendapatkan pemahaman akan pentingnya pengelolaan sampah elektronik dan limbah baterai dengan baik dan bertanggungjawab, sehingga turut berpartisipasi dalam program Bisa Baik dengan ACE ini,” tutup Teresa Wibowo.