Menu

Pakar: Ini 5 Faktor Penyebab Kanker Payudara yang Harus Dihindari, Jangan Diabaikan Ya Beauty!

25 Agustus 2023 10:30 WIB

Ilustrasi kanker payudara (SciTechDaily/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, kanker payudara merupakan masalah kesehatan yang serius di dunia, termasuk Indonesia. Jenis kanker ini paling umum didiagnosis pada wanita, dan angka kejadiannya terus meningkat setiap tahunnya.

Berdasarkan data dari Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia, dengan jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus. Meski banyak faktor risiko kanker payudara yang tidak bisa ubah, ternyata masih ada beberapa faktor risiko yang bisa diubah, seperti:

  • Tidak aktif secara fisik. Wanita yang tidak aktif secara fisik memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
  • Kelebihan berat badan atau mengalami obesitas setelah menopause. Wanita yang lebih tua yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan dengan berat badan yang sehat.
  • Konsumsi hormon. Beberapa bentuk terapi penggantian hormon (yang mencakup estrogen dan progesteron) yang dilakukan selama menopause dapat meningkatkan risiko kanker payudara bila dilakukan selama lebih dari lima tahun. Kontrasepsi oral tertentu (pil KB) juga ditemukan meningkatkan risiko kanker payudara.
  • Riwayat reproduksi. Hamil pertama setelah usia 30 tahun, tidak menyusui, dan tidak pernah hamil cukup bulan dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
  • Minum alkohol. Studi menunjukkan bahwa risiko wanita terkena kanker payudara meningkat dengan semakin banyak alkohol yang dia minum.

Penelitian menunjukkan bahwa faktor lain seperti merokok, terpapar bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker, dan perubahan hormon lain akibat kerja shift malam juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Selain itu, kanker payudara atau carcinoma mammae adalah jenis kanker yang paling sering menyerang wanita. Sayangnya, tanda-tanda kanker payudara seringkali tidak disadari oleh penderitanya.

Dijelaskan oleh pakar bedah onkologi, dr. Walta Gautama Said Tehuwayo, Sp.B.Subsp.Onk(K) mengatakan benjolan menjadi satu tanda kanker payudara yang paling sederhana untuk dikenali.

"90 persen itu benjolan. Sisanya, ada keluar cairan dari puting, luka di puting. Nomor satu ada benjolan yang padat dan keras, tidak rata permukaannya," kata dr. Walta dalam media brief, Rabu (23/8/2023).

Ditambahkan oleh Walta, kondisi benjolan kanker payudara bisa berbeda-beda. Apabila benjolan payudara terasa kenyal itu merupakan tumor jinak atau kanker payudara stadium awal.

"Tumor jinak juga memiliki permukaan yang licin dan rata saat diraba dengan tangan. Ukuran benjolan biasanya kuran dari 5 cm," jelas dr Walta.

Namun, jika benjolan tersebut padat, keras dan tidak bisa ditentukan pinggirannya maka biasanya pertanda kanker payudara. Benjolan kanker payudara tanpa disertai dengan tanda-tanda lain kemungkinan masih stadium dini atau tahap awal.

Share Artikel:

Oleh: Nailul Iffah