Menu

Gangguan Kehamilan: Sering Terjadi di Trimester Berapa dan Gimana Cara Mengatasinya? Intip Jawaban Ahli di Sini Moms!

29 Agustus 2023 09:40 WIB

Ilustrasi ibu hamil alami penyakit kutil kelamin (Freepik/Hellosehat)

HerStory, Jakarta —

Moms, gangguan kehamilan merupakan segala sesuatu yang terjadi dengan organ tubuh yang gak normal secara langsung maupun gak langsung yang bisa terjadi sebelum kehamilan, selama kehamilan, dan sesudah kehamilan.

Gangguan kehamilan ini tentu bisa mengganggu dan mempengaruhi proses kehamilan, kelahiran, masa nifas, maupun janin yang di kandung.

Kepada HerStory, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Kedokteran Fetomaternal di RS Pondok Indah, dr. Astrid Fransisca Padang, Sp. O. G, Subsp. K. F. M., mengatakan bahwa gangguan kehamilan ini bisa berasal dari banyak hal, antara lain:

  • Penyakit jantung
  • Gangguan pembekuan darah
  • Penyakit ginjal,
  • Diabetes dalam kehamilan
  • Gangguan pada tractus respiratorius
  • Anemia dalam kehamilan
  • Penyakit tiroid
  • Gangguan pada saluran billiar dan pankreas
  • Obesitas
  • Penyakit endokrin,
  • Autoimun
  • Penyakit rematik
  • Gangguan neurologis
  • Depresi dan psikosis pada saat postpartum
  • Adiksi

"Salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada ibu hamil adalah anemia dalam kehamilan. Kondisi anemia dalam kehamilan adalah ketika kadar haemoglobin dalam darah (Hb) kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga serta kurang dari 10.5 g/dl pada trimester kedua," ungkap dr. Astrid.

Penyebab tersering dari anemia dalam kehamilan adalah anemia defisisensi besi dan menurut data Kementerian Kesehatan 2019 di Indonesia terdapat 48.9 % kasus anemia dalam kehamilan karena defisiensi zat besi tersebut. 

"Anemia dalam kehamilan selain berdampak pada ibu juga akan berdampak pada janin mengakibatkan janin lahir dengan anemia juga dan berat bayi lahir rendah (BBLR)," tutur dr. Astrid.

Lantas, biasanya gangguan kehamilan ini terjadi pada trimester berapa sih?

Menurut dr. Astrid, gangguan kehamilan dapat terjadi pada trimester pertama, kedua, dan ketiga pada kehamilan. Pencegahan yang paling penting adalah screening. 

Tahap pertama dapat dilakukan ketika sebelum kehamilan terjadi seperti pre-marital screening untuk mencegah dan mengetahui penyakit–penyakit yang diderita, riwayat penyakit dalam keluarga, dan persiapan untuk kehamilan.

Apabila sudah terjadi kehamilan, maka tetap screening awal kehamilan baik itu melalui anamnesis atau wawancara medis, yakni menanyakan riwayat penyakit yang diderita dan riwayat penyakit keluarga, pemeriksaan fisik, USG untuk janin, dan pemeriksaan laboratorium penunjang lainnya, sehingga dapat dilakukan pencegahan dan tindak lanjut ketika ditemukan gangguan pada kehamilan.

"Contohnya anemia dalam kehamilan dari sebelum kehamilan dan pada saat awal kehamilan sudah dapat dilakukan screening dan dicari penyebab anemia, setelah diketahui maka dilakukan pengobatan yang sesuai dengan penyebabnya," jelas dr. Astrid.

Makanan dan suplemen yang harus dikonsumsi untuk mencegah gangguan kehamilan

Dokter Astrid mengatakan bahwa gak ada makanan spesifik yang harus dihindari ataupun yang sebaiknya dikonsumsi untuk pencegahan gangguan pada kehamilan karena gak semuanya bisa dicegah dengan makanan.

Menurutnya, hal terpenting adalah ibu hamil harus mengonsumsi makanan yang tinggi protein, sayur dan buah–buahan dan tentu karbohidrat dalam jumlah yang cukup.

"Seperti pada kasus gangguan anemia dalam kehamilan karena defisiensi zat besi dianjurkan mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi contohnya daging merah, sayuran hijau, dan kacang–kacangan," katanya.

Untuk suplemen, dr. Astrid menyarankan untuk disesuaikan dengan kebutuhan masing-maisng ibu hamil, seperti zat besi, asam folat, kalsium, multivitamin, DHA, dan omega 3. Suplemen lain akan disesuaikan dengan keluhan dan screening awal pada saat kehamilan.

Treatment dan inovasi RS Pondok Indah untuk pengobatan gangguan kehamilan

Di RS Pondok Indah Group didukung oleh dokter–dokter spesialis obstetri dan ginekologi sesuai dengan keahliannya masing–masing, seperti misalnya saya memiliki kompetensi lebih spesifik ke kedokteran fetomaternal yang kerap menangani kehamilan risiko tinggi. Selain itu ada pula subspesialis berikut ini:

  • Fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi untuk menangani gangguan kesuburan dengan program kehamilan teknik reproduksi berbantu seperti bayi tabung
  • Onkologi ginekologi yang menangani kasus-kasus kista, miom, keganasan/kanker dalam organ reproduksi wanita
  • Uroginekologi rekonstruksi menangani masalah-masalah yang terkait gangguan otot dasar panggul dan saluran kemih

Selain itu, di klinik kebidanan dan kandungan juga didukung teknologi medis terdepan untuk menunjang pemeriksaan, seperti alat USG 3D/4D, tersedianya pemeriksaan laboratorium di dalam gedung yang sama, sehingga memudahkan para ibu hamil untuk melakukan screening.

Selain itu, para tenaga medis profesional yang siap membantu para ibu hamil menjalani maternity journey-nya dengan menyenangkan. Ada pula fasilitas Neonatal intensive Care Unit (NICU) yang menjadi tempat perawatan intensif bagi bayi yang lahir dengan gangguan kesehatan.

Nah, itulah serba-serbi gangguan kehamilan yang perlu kamu pahami, Moms. Semoga bermanfaat, ya!

Share Artikel:

Oleh: Tasha Rainita

Artikel Pilihan