ilustrasi hamil anggur (Klikdokter/Edited by HerStory)
Moms, kamu pernah dengar gangguan kehamilan yang disebut hamil anggur? Pasti kata 'hamil anggur' ini sudah gak asing lagi ya, Moms.
Hamil anggur atau yang dikenal juga sebagai mola hidatidosa adalah kelainan kehamilan yang jarang terjadi. Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang sudah dibuahi dan plasenta gak berkembang secara normal.
Komplikasi kehamilan ini ditandai dengan tumbuhnya tumor jinak di dalam rahim yang berasal dari pembentukan plasenta abnormal. Bahkan, pada kondisi ini, biasanya janin gak terbentuk sama sekali, melainkan hanya jaringan plasenta abnormal yang membentuk sekumpulan kista dengan bentuk menyerupai anggur putih.
Hamil anggur terbagi menjadi dua jenis, yaitu lengkap dan sebagian. Hamil anggur lengkap ditandai dengan jaringan plasenta yang gak normal, membengkak, kemudian muncul sejumlah kista berisi cairan, dan gak ada bentuk janin.
Sementara itu, hamil anggur sebagian ditandai dengan adanya jaringan plasenta normal dan abnormal, serta terdapat bentuk janin, tapi gak dapat bertahan, sehingga keguguran akan terjadi di awal kehamilan.
Kepada HerStory, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Kedokteran Fetomaternal di RS Pondok Indah, dr. Novan Satya Pamungkas, Sp. O. G, Subsp. K. F. M., memaparkan penyebab munculnya hamil anggur.
"Secara umum, penyebab hamil anggur adalah proses awal pembuahan yang gak normal. Biasanya, kondisi ini terjadi ketika sperma membuahi sel telur kosong (hamil anggur lengkap), sehingga gak ada embrio yang terbentuk atau bisa juga saat dua sperma membuahi satu sel telur (hamil anggur sebagian)," jelasnya.
Selain itu, dr. Novan juga mengatakan bahwa penyebab lain dari hamil anggur adalah adanya kelaianan kromosom. Kondisi ini terjadi ketika sejumlah materi genetik dalam sel telur gak dibuahi dengan tepat.
"Normalnya, manusia memiliki 23 pasang kromosom dari ibu dan ayah. Namun, pada hamil anggur, terdapat satu set kromosom tambahan dari ayah. Akibatnya, sel telur yang dibuahi gak dapat bertahan hidup," ungkap dr. Novan.
Hamil anggur jarang menunjukkan gejala khusus. Kondisi ini biasanya terdeteksi melalui pemeriksaan USG atau setelah penderitanya mengalami keguguran. Namun, pada beberapa wanita, hamil anggur kerap disertai dengan tanda-tanda berikut:
Tanda-tanda hamil anggur hampir sama dengan kehamilan pada umumnya, sehingga sering kali gak langsung disadari.
Deteksi dini hamil anggur biasanya bisa dilakukan setelah usia kehamilan mencapai 8–9 minggu melalui tes darah untuk mengukur tingkat hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dalam darah dan pemeriksaan USG.
Beberapa tanda hamil anggur lengkap yang akan terlihat melalui USG di antaranya:
Sementara itu, tanda-tanda yang terlihat pada hamil anggur parsial adalah sebagai berikut:
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami hamil anggur adalah:
"Bagi wanita yang pernah mengalaminya harus segera berkonsultasi dengan dokter jika ingin mencoba hamil lagi. Peluang hamil anggur berkurang sekitar 1-2% pada kehamilan berikutnya," kata dr. Novan.
Umumnya, dokter akan merekomendasikan perempuan dengan riwayat hamil anggur ini agar menunda kehamilan setidaknya selama satu tahun. Selain itu, usahakan untuk menghindari hamil di usia lanjut (di atas 40 tahun) sebagai salah satu pencegahan terjadinya hamil anggur.
Jika sudah terlanjur mengalami hamil anggur, dr. Novan menjelaskan bahwa pasien membutuhkan penanganan lebih lanjut untuk mencegah terjadinya komplikasi berbahaya.
Penanganan hamil anggur bertujuan untuk menghentikan kehamilan. Tiga jenis penanganan hamil anggur yang kerap direkomendasikan dokter, antara lain:
Nah, itulah beberapa hal mengenai hamil anggur yang perlu kamu pahami, Moms. Semoga bermanfaat, ya!