Ilustrasi masalah kesuburan dalam rumah tangga. (Freepik/Edited by HerStory)
Polusi udara yang meningkat menjadi kondisi yang belakangan banyak dikeluhkan oleh masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di Jabodetabek. Kualitas udara yang buruk tentunya berakibat fatal bagi kesehatan, yang paling utama adalah menyerang pernapasan.
Polusi udara memicu lonjakan kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) di Jabodetabek.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, data surveilans dalam enam bulan terakhir menunjukkan peningkatan kasus ISPA di Jabodetabek. Hingga pertengahan 2023, jumlahnya rata-rata melebihi 100.000 kasus per bulan.
Bukan hanya menyerang pernapasan, polusi udara ternyatajuga berdampak buruk pada sistem reproduksi. Senyawa beracun yang terkandung dalam udara yang tercemar polutan bisa mengakibatkan gangguan kesuburan hingga berisiko menyebabkan infertilitas dan keguguran.
Seksolog dr. Boyke menjelaskan berdasarkan data, Indonesia mengalami peningkatan angka infertilitas dibanding 30 tahun yang lalu.
Dimana menurut dr Boyke, pada tahun 1990, Indonesia khususnya Jakarta memiliki 10-15 persen angka infertilitas. Sementara pada tahun 2023 ini naik menjadi 20 persen.
Kondisi tersebut terjadi karena polusi udara yang semakin mengkhawatirkan, disamping faktor makanan yang dikonsumsi.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, udara yang sudah tercemar polutan, mengandung banyak sekali senyawa beracun dan jarang disadari bila hal tersebut sangat memengaruhi kesuburan.
"Polusi udara yg mengandung karbon monoksida bahkan zat zat, partikel partikel mineral, bom dan sebagainya itu yang sedemikian kecil, itu bisa membuat alergi, asma, gatal gatal, rhinitis, batuk sehingga kata pak Menkes ISPA itu naik 5 kali lipat. Tapi dia tidak sadar bahwa itu mempengaruhi kesuburan," ujarnya seperti dikutip dari YouTube, Rabu (30/8/2023).
Pada pria, polusi udara membuat berkurangnya jumlah sperma, memperlambat gerakan sperma, hingga menghasilkan sperma yang cacat.
Polusi udara juga berisko menggangu kesuburan wanita. Kondisi ini membuat wanita mengalami mandul hingga menghasilkan sel telur yang lebih sedikit.
dr. Boyke menuturkan, ada sebuah penelitian yang mengatakan apabila kualitas sel telur yang buruk, maka dengan mudah keguguran akan terjadi. Kondisi tersebut juga mengakibatkan bayi terlahir prematur.
"Itu juga mengakibatkan lahir bayi juga lebih prematur, itu baru dari sisi pembuahan dan kondisi di dalam kandungan, termasuk pertumbuhan janin yang terhambat, jadi efeknya kayak merokok juga gitu, lebih global," imbuh dr. Boyke.