Menu

20 Persen Orang Menderita Fibrasi Atrium yang Bisa Menyebabkan Stroke, Yuk Kenali Gejalanya Sebelum Menyesal Moms, Penting!

03 September 2023 14:10 WIB

Ilustrasi kesehatan jantung. (pinterest/freepik)

HerStory, Jakarta —

Beauty, fibrilasi atrium adalah kondisi irama jantung (aritmia) yang tidak teratur dan seringkali sangat cepat. Kondisi ini dapat menyebabkan pembekuan darah di jantung.

Beberapa faktor lain yang juga dapat membuat seseorang rentan mengalami fibrilasi atrium seperti, adanya riwayat penyakit fibrilasi atrium dalam keluarga, obesitas dan kebiasaan mengonsumsi alkohol. Apabila seseorang ditemukan kecurigaan menderita atrial fibrilasi setelah dari pemeriksaan MENARI maka penanganan lebih lanjut dapat dilakukan ke dokter.

Dijelaskan oleh dewan Penasehat InaHRS/PERITMI Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP (K),FIHA, FAsCC, yang paling banyak menyebabkan kematian adalah jantung koroner, jantung hipertensi, jantung mendadak, kelainan jantung, kelainan otot jantung dan aritmia yang fatal.

"Artimia yang paling sering ditemui adalah fibrilasi atrium. di mana jantung tidak berdenyut dengan baik, banyak kerusakan di serambi dan akhirnya tidak bisa bekerja dengan baik," ungkap dr Dicky saat media brief beberapa waktu lalu.

Bahkan 20 persen orang yang mengalami fibrilasi atrium tanpa keluhan. Saat serambi hanya bergetar, kubik kiri jantung hanya bergetar, jadi darah stagnan dan darah tidak mengalir akhirnya membeku.

"Jika darah membeku, bisa lepas dan mengikuti aliran darah dan menutup aliran darah yang kecil. Bisa mengalir ke otak dan bisa menyebabkan stroke, hilang kesadaran, dan lumpuh," papar dr Dicky.

Kelainan ini dapat bergejala ringan, seperti berdebar, pusing, kliyengan, tetapi juga dapat berakibat fatal, yaitu terjadinya stroke, gagal jantung maupun pingsan. Ririko serangan stroke lebih tinggi hingga mengancam jiwa.

"Dan yang paling fatal dari gangguan irama jantung ini adalah kematian jantung mendadak (KJM)," kata dr Dicky.

Berdasarkan data 2023, prevalensi aritmia secara umum diperkirakan sekitar 1,5% sampai 5% pada populasi global. Aritmia yang paling sering terjadi adalah Fibrilasi Atrium (FA), dengan prevalensi global mencapai 46,3 juta kasus. Diperkirakan pada 2050, prevalensi FA akan terus meningkat hingga mencapai 6-16 juta kasus di Amerika Serikat, 14 juta kasus di Eropa, dan 72 juta kasus di Asia dan di Indonesia diperkirakan mencapai 3 juta.

Share Artikel:

Oleh: Nailul Iffah

Artikel Pilihan