Menu

Jangan Main-main! Kenali 8 Efek Bahayanya Aborsi Bagi Kesehatan Tubuh Wanita, Bisa Berujung Kematian

04 September 2023 12:50 WIB

Ilustrasi aborsi (Shutterstock/Edited By HerStory)

HerStory, Jakarta —

Aborsi atau menggugurkan kandungan yang disengaja merupakan tindakan menghilangan nyawa bayi. Menghilangkan nyawa bayi yang tak berdosa, tentunya merupakan tindakan ilegal dan juga melawan hukum yang berlaku di Indonesia. 

Tindakan aborsi menjadi suatu hal yang dilarang dilakukan di Indonesia atau tindakan ilegal. Dasar Hukum yang mengatur Aborsi tertuang dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan tepatnya pasal 75, pada ayat (1) terdapat larangan untuk melakukan Tindakan aborsi bagi setiap orang. 

Namun terdapat pengecualian, yaitu saat terjadi keadaan gawat darurat pada kehamilan dan korban pemerkosaan. Tindakan aborsi yang legal harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah tersertifikasi dan ditetapkan oleh Menteri. 

Kendati begitu, apapun alasannya, melakukan aborsi bukanlah suatu keputusan yang mudah untuk dibuat setiap pasangan.  menggugurkan kandungan melalui jalur medis resmi ataupun melalui jalur ilegal, selalu ada potensi risiko komplikasi dan efek aborsi yang penting untuk disadari.

Sebagian besar efek samping aborsi berkembang memakan waktu lama dan mungkin akan tampak selama berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan hingga tahunan. Beberapa di antaranya bisa berakibat sangat fatal, bahkan hingga kematian. 

Lantas apa saja bahaya aborsi? Simak penjelasannya berikut ini. 

Berikut ini beberapa bahaya aborsi yang perlu kamu ketahui sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan tersebut. 

1. Pendarahan

Perdarahan berat dilaporkan terjadi pada 1 dari 1000 tindakan aborsi. Pendarahan hebat menjadi efek samping yang paling serius dari aborsi.

Biasanya akan disertai dengan demam tinggi dan gumpalan jaringan janin dari rahim. Berikut ini ciri-ciri pendarahan hebat yang perlu diwaspadai: 

  • Adanya gumpalan darah atau jaringan yang lebih besar dari ukuran bola golf 
  • Berlangsung selama 2 jam hingga lebih 
  • Aliran darah yang deras sehingga membutuhkan Anda harus mengganti pembalut lebih dari 2 kali dalam satu jam, selama kurun waktu 2 jam berturut-turut 
  • Perdarahan berat selama 12 jam berturut-turut.

2. Infeksi

Infeksi menjadi efek aborsi yang terjadi pada 1 dari setiap 10 kasus aborsi.  Tercatat sebesar 27 persen kasus, pasien mengelamai infeksi yang berlangsung selama kurun waktu 3 hari atau lebih sebagai efek aborsi. Infeksi terjadi akibat dari obat-obatan yang digunakan untuk menggugurkan kandungan sehingga bakteri akan mudah masuk ke dalam dinding rahim. 

Tanda-tanda infeksi aborsi mirip dengan penyakit standar, seperti sakit kepala, nyeri otot, pusing, atau sensasi “tidak enak pada badan” pada umumnya. Selian itu, pada beberapa kasus pasien juga akan mengalami demam tinggi. 

3. Sepsis 

Infeksi yang parah dapat menyebabkan bakteri masuk ke aliran darah dan berjalan ke seluruh tubuh. Sehingga keadaan ini disebut sebagai sepsis.

Ketika keadaan semakin parah hingga menyebabkan tekanan darah Anda menurun sangat rendah, ini akan menyebabkan syok sepsis. Kondisi ini termasuk yang paling gawat sebagai efek dari aborsi. Sehingga segera mungkin harus dilakukan tindakan medis. 

Ciri-ciri orang terkena serangan spesis:  

  • Suhu tubuh sangat tinggi (di atas 38ºC) atau bisa juga suhu sangat rendah 
  • Perdarahan berat 
  • Nyeri parah 
  • Lengan dan kaki berubah menjadi pucat, juga terasa sangat dingin 
  • Tiba-tiba linglung, kebingungan, gelisah, atau letih 
  • Gemetar menggigil 
  • Tekanan darah rendah, terutama pada saat berdiri 
  • Ketidakmampuan untuk buang air kecil 
  • Jantung berdebar sangat cepat dan keras (palpitasi jantung) 
  • Sulit bernapas, bernapas dangkal hingga sesak napas 

4. Kerusakan Rahim 

Orang yang melakukan tindakan aborsi berpotensi mengalami kerusakan rahim. Kerusakan ini umumnya terjadi pada leher rahim, perlubangan (perforasi) rahim, dan juga luka robek pada rahim (laserasi). Namun sebagian besar dari kerusakan ini bisa tidak terdiagnosis dan tidak terobati kecuali dokter melakukan tidakan visualisasi laparoskopi. 

Resiko kerusakan rahim meningkat pada wnaita yang sebelumnya telah melahirkan dan bagi mereka yang menerima anestesi umum pada saat melalukan aborsi. Kerusakan serviks juga akan lebih besar terjadi pada remaja yang melakulan tindakan aborsi sendiri pada trimester kedua. 

5. Infeksi Peradangan Panggul 

Infeksi peradangan panggul (PID) adalah penyakit yang menyebabkan peningkatan resiko kehamilan ektopik dan dapat mengurangi kesuburan wanita di masa depan.

Risiko PID juga meningkat pada kasus aborsi spontan karena adanya peluang jaringan kehamilan terperangkap dalam rahim serta resiko perdarahan hebat. Kondisi ini berpotensi memgancam nyawa pasien. 

6. Endrometritis 

Endrometritis sebuah kondisi peradangan pada lapisan rahim dan umumnya disebabkan karena infeksi. Efek ini yang mungkin umumnya terjadi pada semua wanita yang melakukan aborsi, namum lebih utama pada remaja. Infeksi yang tak kunjung diobati dapat menyebabkan komplikasi pada organ reproduksi wanita, hingga masalah kesuburan, dan masalah kesehatan umum lainnya. 

7. Kanker 

Wanita yang pernah melakukan tindakan aborsi berpotensi 2,3 kali lebih tinggi terkena serangan kanker serviks dari pada wanita yang tidak pernah aborsi. Selain itu, resiko peningkatan kanker ovarium dan kanker hati juga dapat disebabkan karena aborsi tunggal dan ganda. 

8. Kematian 

Perdarahan hebat, infeksi parah, emboli paru, anestesi yang gagal, dan kehamilan ektopik yang tidak terdiagnosis diawal merupakan beberapa contoh dari penyebab utama kematian ibu yang terkait dengan tindakan aborsi dalam seminggu setelahnya. 

Penting untuk dipahami bahwa sejumlah bahaya aborsi di atas jarang terjadi dan beberapa resiko juga tampak mirip dengan komplikasi persalinan bayi pada umumnya. Namun hal yang palinh penting adalah bahwa Anda harua menyadarinya, agar segera dilakukan tindakan medis. 

itu dia deretan bahaya aborsi yang perlu kamu ketahui. Berpikir dahulu sebelum bertindak ya, Beauty.

Lihat Sumber Artikel di Suara.com

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Share Artikel:

Oleh: Witri Nasuha