Menu

Suami Kepergok Selingkuh hingga Zina, Wajib Dicerai Gak Sih? Simak Yuk Moms Pendapat Buya Yahya!

30 Oktober 2023 17:55 WIB

Ilustrasi dampak perceraian bagi anak. (Pinterest/momjunction)

HerStory, Jakarta —

Belakangan ini seringkali terjadi di media ketika pasangan selingkuh dan ketahuan berzina langsung dibongkar dan dipilih untuk diceraikan secara publik.

Selain jadi konsumsi dunia maya, anak bisa menjadi saksi juga atas perkelahian kedua orang tuanya lho Moms.

Lalu, benarkah tindakan menceraikan pasangan yang selingkuh dan berzina? Perlu diingat, kejadian ini hanya terjadi sebagaian besar saja karena ada pula beberapa pasangan justru ada yang mempertahankan rumah tangganya. Mereka memilih untuk mempertahankan rumah tangganya dan memaafkan kesalahan yang telah pasangan buat.

Hal ini yang menjadi pertanyaan bagi pasangan, apakah ia harus menceraikan pasangan atau mempertahankan rumah tangganya itu? Lantas sebenarnya bagaimana hukumnya jika pasangan melakukan perselingkuhan atau berzina?

Menanggapi hal tersebut, Buya Yahya menjelaskan, pada dasarnya seseorang berselingkuh bisa karena kepleset atau perkara lainnya. Jika mereka tak berniat akan hal itu, lalu hati masih kuat untuk mendidiknya, maka itu lebih baik dibandingkan bercerai.

“Kalau ada orang punya pasangan berzina bisa jadi dia kepleset. Jika hati masih kuat untuk mendidik dia maka itu jauh lebih bagus daripada dilepas tanpa didikan,” ucap Buya Yahya dalam video yang diunggah di kanal Youtube Al-Bahjah TV melaluin sindikasi konten suara.com, beberapa bulan lalu.

Buya Yahya menjelaskan, seseorang mungkin akan sakit hati dengan perbuatan pasangannya. Namun, hal ini bisa dilihat apakah pasangan tersebut menyesal atau tak. Jika mereka menyesal, ini berarti mereka mau berubah. Oleh sebab itu, perlu adanya komitmen ulang yang dibangun kembali.

“Sakit hati Iya karena ada hati ada cinta Makanya harus ada komitmen baru ada perjanjian ada komitmen baru. Maka mendidik jauh lebih bagus tentunya pasti ada tanda-tanda penyesalan,” jelas Buya Yahya.

Namun, jika kondisinya pasangan tak menyesal atas perbuatannya, maka berpisah lebih baik. Hal ini karena mempertahankan rumah tangga hanya akan menyakiti diri sendiri. Sementara jika pasangan ingin bertaubat, maka sambut dengan baik.

“Kalau pasangan tidak ada tanda-tanda penyesalan ya tidak perlu dilanjutkan itu namanya menyiksa diri apalagi dia terang-terangan nggak mau apalagi saling menyalahkan. Tapi kalau ada penyesalan ketahuilah bahwasanya sambutlah kerinduannya untuk taubat Makanya bantu dia untuk bertaubat diterima lagi jika mampu, di sini artinya bisa menyimpan marah dalam hatinya menyimpan sakit hatinya sampai kapanpun,” sambung Buya Yahya.

Kalaupun hubungan tersebut harus berakhir pada perceraian, maka jangan sampai bercerita mengenai kejelekkan pasangan. Dianjurkan bercerai dan tak perlu dijelaskan kepada orang lain atas perbuatan pasangan, apalagi memberitahu anak. Hal itu sama saja mendidik anak untuk durhaka kepada orang tuanya.

“Kalau tidak mampu jangan lebih baik dicerai tanpa bercerita apapun tidak usah disebutkan sebabnya, apalagi jangan cerita ke anak karena itu mengajarkannya untuk rusak. Jangan mengajarkan anak untuk membenci ayah atau ibunya jadi dia bermusuhan itu berarti mendidik anak untuk menjadi durhaka kepada orang tuanya,” pungkas Buya Yahya.