Menu

Mengenal Neuropati Perifer, Gangguan Saraf yang Disebabkan oleh Diabetes, Yuk Kenali Gejalanya Langsung dari Dokter Spesialis!

26 November 2023 10:30 WIB

Diabetes. (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Dokter Spesialis Penyakit Dalam EKA Hospital BSD, dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD menjelaskan terkait bahaya diabetes yang bisa menyebabkan neuropati perifer, Beauty pernah dengar kah?

Sebelum Beauty pasti sudah tahu jika penyakit diabetes selama ini selalu jadi masalah kesehatan yang banyak menyerang masyarakat Indonesia.

Awalnya diabetes kerap dianggap remeh karena tandanya hanya bisa dilihat dari kadar gula darah yang meningkat, sementara gejala lainnya belum terlihat.

Tapi karena dibiarkan terus-terusan, diabetes diam-diam membuat organ tubuh komplikasi sehingga kondisinya pun semakin parah.

Akibatnya, diabetes pun bisa menyebabkan kerusakan pada jantung dan ginjal, tapi Beauty tahukah kamu ada penyakit yang bisa disebabkan diabetes tapi orang-orang jarang menyadarinya, yup itu adalah neuropati perifer.

Fyi nih Beauty, Neuropati perifer itu merupakan penyakit yang terjadi pada sistem saraf.

Mengenal Neuropati Perifer

Beauty, ternyata neuropati perifer ini merupakan gangguan saraf yang termasuk ke dalam saraf perifer. Oh iya Beauty, sistem saraf perifer ini merupakan kumpulan saraf yang terletak di kyar otak dan sumsum tulang belakang, tugasnya sendiri itu untuk mengirimkan sinyal dari seluruh tubuh ke otak, maupun sebaliknya. Sistem perifer ini pun berfungsi mengirimkan perintah dari otak berbagai bagian tubuh. Untuk bagiannya sendiri meliputi, motorik, sensorik, dan otonom.

Nah, jika sistem saraf perifer rusak, pastinya akan mengganggu kinerja dari saraf-saraf di dalamnya sehingga bisa menimbulkan gejala di bagian tubuh yang berbeda. Kira-kira apa saja sih yang bikin neuropati perifer.

Penyebab neuropati perifer

Menurut sang dokter, ada beberapa hal menyebabkan neuropati perifer, meski memang yang paling umum terjadi adalah diabetes.

Selain diabetes, berikut ini penyebabnya:

  • Tumor pada saraf atau yang menekan saraf
  • Penyakit tertentu seperti penyakit ginjal
  • Konsumsi rokok atau minuman alkohol berlebih
  • Terinfeksi penyakit tertentu (HIV, Hepatitis B, dll)
  • Penyakit autoimun seperti lupus
  • Memiliki kondisi atau kelainan genetik
  • Cedera atau tekanan pada saraf

Setelah mengetahui penyebabnya, kira-kira apa saja ya hal yang menyebabkan neuropati perifer?

Gejala Neuropati perifer

Beauty seperti tadi dokter jelaskan, saraf perifer ini melibatkan saraf otonom, saraf motorik, dan saraf sensorik sehingga gejala yang disebabkan neuropati perifer ini sangat beragam tergantung dari keparahan dan bagian saraf apa saja yang terkena.

Nah, berkaitan dengan itu, ada beberapa orang yang gejalanya mempengaruhi motoriknya saja, tapi ada juga yang justru mengalami bagian saraf sensorik dan otonomnya juga.

Maka dari itu kamu perlu pahami gejala neuropati perifer berdasarkan  hal di bawah ini.

1. Apabila neuropati perifer mengenai saraf sensorik, berikut adalah beberapa gejala yang bisa dirasakan:

  • Timbul rasa kesemutan atau bahkan mati rasa pada beberapa anggota tubuh.
  • Sensasi seperti menggunakan sarung tangan atau kaos kaki yang tebal
  • Sensitif pada rasa sakit bahkan pada sentuhan lembut sekalipun.
  • Berbagai macam rasa nyeri, seperti nyeri tajam seperti ditusuk, nyeri seperti terbakar, atau nyeri seperti disetrum
  • Hilangnya rasa kepekaan baik terhadap suhu panas maupun dingin
  • Timbulnya gangguan keseimbangan sehingga sulit menjaga pose dan gerak tubuh.

2. Beberapa gejala yang dapat timbul bila neuropati perifer meliputi saraf motorik:

  • Rasa kelemahan pada otot-otot tubuh, terkadang hingga menjadi kelumpuhan.
  • Otot-otot menjadi mengecil
  • Kontraksi otot yang tidak terkontrol sehingga menimbulkan kram

3. Jika neuropati perifer telah mempengaruhi saraf otonom, maka beberapa gejala yang bisa timbul seperti:

  • Penurunan tekanan darah secara tiba-tiba atau peningkatan denyut jantung.
  • Berkeringat berlebihan atau ketidakmampuan untuk berkeringat.
  • Masalah pada sistem pencernaan dan saluran kemih.

Artikel ini ditulis berdasarkan dari keterangan dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD yang merupakan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital BSD