Menu

Tiati dengan Pria yang Kelewat Romantis Bisa Saja Cuma Love Bombing, Simak Yuk Cara Ngenalinnya Beauty!

07 Desember 2023 17:10 WIB

Pasangan yang sedang jatuh cinta

HerStory, Jakarta —

Beauty, apakah kamu sekarang lagi jalin hubungan dengan seorang pria yang kerap menyapamu setiap paginya?

Atau memberikan bunga tiap pergi kencan?

Kharisma yang dimiliki orang tersebut sangat kuat, hingga membuat kamu jatuh dalam fantasi bahwa dia adalah sosok yang tepat.

Memang menyenangkan jika seseorang tersebut melakukan semua hal romantis.

Namun, tahukah kamu besar kemungkinan kamu ada dalam pergolakan serangan ‘love bombing’. Lalu apakah sebenarnya love bombing?

Love bombing adalah keadaan dimana seseorang yang selalu bersikap romantis saat PDKT (tidak semua seperti itu). Namun biasanya ditandai dengan hal romantis yang bisa jadi belum pernah kamu dapatkan sebelumnya.

Seseorang yang memberikan ‘bom’ cinta memang terlihat sangat cocok dan menyenangkan. Namun beberapa bulan kemudian, pesan teks, bunga hingga hadiah lainnya tidak gratis dan perlu imbalan.

Love bombing adalah taktik manipulatif yang digunakan oleh individu yang narsistik dan kasar. Pelaku love bombing berusaha untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seseorang yang mereka kejar dengan menampilkan citra diri mereka yang ideal.

Tujuan keseluruhannya? Untuk meningkatkan ego mereka dengan mendapatkan kekuasaan atas pasangannya.

Lalu bagaimana cara mengetahui apakah kamu berada dalam jebakan love bombing seseorang?

Saat kamu terjebak dalam siklus love bombing, mungkin sulit untuk menemukan tanda-tanda masalah — tetapi tanda-tandanya ada.

Mengutip dari sindikasi Akurat.co, berikut beberapa tanda umum bom cinta:

1. Pelaku memberi hadiah yang tidak perlu

Seorang pelaku love bombing mungkin menghujani kamu dengan hadiah tak terduga sebagai tanda kasih sayang mereka.

Meskipun pemberian hadiah adalah bahasa cinta bagi sebagian orang, hal ini menjadi masalah jika hadiah tersebut tidak diperlukan, tidak diinginkan, atau berlebihan.

Jika kamu sudah menolak pemberian mereka namun mereka terus berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan padamu.

Maka, hal ini bisa dikatakan dia adalah pelaku love bombing.

2. Mereka terburu-buru untuk mendapatkanmu

Pelaku love bombing cenderung langsung mengambil tindakan. Mereka akan dengan cepat menyebut kamu belahan jiwa mereka, berfantasi tentang kawin lari (dan berbicara secara terbuka tentang fantasi tersebut) atau mereka akan berbicara tentang bertemu kamu adalah adalah mimpi seumur hidup.

Mereka bahkan mungkin tertarik untuk langsung memperkenalkanmu kepada teman dekat dan anggota keluarga, meskipun itu terasa terlalu dini. Namun mereka cenderung mengemukakan gagasan komitmen di awal hubungan.

3. Mereka selalu siap sedia dan menuntut perhatian

Pelaku love bombing akan tampak lebih bergantung padamu daripada orang lain dalam hal kenyamanan, waktu, energi, dan dedikasi.

Seiring waktu, ketika hubungan kamu dengannya semakin baik, mereka mungkin menjadi lebih menuntut perhatian kamu atau iri pada teman atau anggota keluarga lain.

Sehingga mereka akan memberikan pilihan yang tidak adil dan memaksamu harus memilih dia atau keluarga. Bahkan, dia bisa memberikan pilihan memilih dia atau pekerjaan, hobi dan lainnya.

4. Mereka tidak bisa menerima jawaban 'tidak'

Pelaku love bombing tidak bisa menerima jawaban penolakan. Apapun itu kondisinya.

Jika kamu memberi tahu pelaku love bombing bahwa kamu tidak setuju dengannya, maka pelaku akan lebih argumentative mempertanyakan cara berpikir kamu, dan bahkan mungkin membuat kamu percaya bahwa kamu salah karena mengatakan tidak.

5. Mereka lebih menyukai kamu sendirian

Dengan mengisolasi kamu dari keluarga dan teman, pelaku love bombing akan memperkuat kamu untuk mengisolasi diri dari keluarga dan teman.

Terkadang, hal ini terlihat sangat jelas, seperti jika mereka menolak mengizinkan kamu melakukan aktivitas tertentu, pergi ke lokasi tertentu, atau menghabiskan waktu bersama orang lain tanpa kehadiran mereka.

Di lain waktu, keterasingan yang mereka paksakan bersifat lebih halus, seperti jika mereka menjadi murung, gelisah, atau sedih setiap kali kamu mencoba melakukan sesuatu tanpa mereka.

6. Mereka mengomunikasikan cinta mereka secara berlebihan kepada Anda

Love bombing tidak selalu menunjukkan pemberian hadiah, tindakan besar, dan manipulasi.

Terkadang, hal ini bisa terjadi secara lebih halus dalam percakapan sehari-hari.

Seseorang yang melakukan love bombing mungkin sering menanyakan apa yang kamu lakukan saat pelaku tersebut tidak ada.

Mungkin mereka terlalu mengomunikasikan perasaannya terhadapmu atau menanyakan lokasi kamu berada.

Kadang-kadang, mereka bahkan berlebihan saat kamu online dengan memposting terlalu sering perasaan mereka terhadap kamu dalam upaya untuk mendapatkan penerimaan publik atas hubungannya denganmu.

7. Kamu merasa kewalahan, gelisah, atau tidak seimbang

Terkadang, tidak apa-apa untuk bertanya-tanya apakah kamu sependapat dengan pasangan Anda.

Kita semua mencintai seseorang dengan tahapan yang berbeda-beda, dan apa yang terasa cocok bagi orang lain mungkin terasa tidak cocok bagimu.

Jika kamu pernah merasa tidak nyaman, kehilangan keseimbangan, atau kewalahan – dan kamu mengomunikasikan perasaan ini kepada pasanganmu, tetapi pasangan kamu tidak membalas perasaan tersebut atau merespons dengan cara yang sehat dan positif – ini adalah tanda-tanda bahwa ada masalah yang akan terjadi.

Jika kamu sedang dalam fase ini, kamu harus menyelamatkan diri dengan cara berikut ini:

  1. Belajarlah untuk mengenali dan menghindari orang yang narsistic.
  2. Menetapkan batasan secara jelas dan tegaskan hak kamu untuk memiliki ruang pribadi dan waktu sendiri.
  3. Buatlah daftar tentang seperti apa hubungan yang sehat.
  4. Bijak dalam berkomunikasi. Jangan ragu untuk menyampaikan bahwa kamu tidak nyaman dengan perlakuan orang tersebut.

Jangan memberi makan ego pelaku love bombing. Selamatkan dirimu dari perlakuan yang akan memberikan dampak negatif dan merugikanmu.

Catatan: Artikel ini merupakan sindikasi konten Herstory dengan Akurat.co

Share Artikel:

Oleh: Ida Umy Rasyidah

Artikel Pilihan